“Ust. Abu Bakar Baasyir
sangat pantas di beri gelar guru bangsa, label teroris baginya adalah jauh
panggang dari apinya, artinya ust. Abu bukanlah seorang teroris, semua yang
berkaitan dengan itu hanyalah omong kosong belaka”.
Pernyataan diatas
saya kutip dari sebuah artikel website yang mengkhususkan diri pada perjuangan
penegakan hukum syariah di Indon dan mendorong agar umat muslim menjadi umat
Islam yang kaffah, yaitu melakukan praktik dalam segala sendi kehidupan sepersis
mungkin dengan yang dipraktikkan nabi Muhamad.
Hari-hari
belakangan ini aksi teror yang akan dilakukan umat muslim terhadap warga sipil
minoritas di Indon digagalkan tim Detasemen88 Antiteroris (muslim). Berita ini
menguasai pemberitaan seluruh media masa di Indon dan menjadi trending topic
yang menggeser isu korupsi yang sedang ditangani KPK. Karena di Indon hanya ada
teroris muslim, maka Detasemen88 Antiteror adalah musuhnya umat muslim sehingga
para tokoh muslim akhir-akhir ini begitu getol berdemo dan melakukan segala
cara untuk menyuarakan pembubaran tim yang hebat ini...
Seperti sudah
diperkirakan sebelumnya, bila saja para tokoh terkemuka muslim Indon tempo hari
berhasil mempengaruhi petinggi negeri ini untuk membubarkan Detasemen88 Antiteror,
maka mereka(umat muslim) akan menuai kemenangan besar, karena teror bom di
berbagai wilayah Indon yang telah mereka rencanakan akan memakan korban yang
begitu besar!! Apakah saya asal njeplak saja?? Mana buktinya??
Baca berita!! Pada
9 Mei tim Detasemen88 Antiteroris muslim, telah melakukan penyerbuan serempak
diberbagai wilayah di Indon (baca : Jawa) dengan hasil yang gilang-gemilang
yaitu 7 teroris muslim tewas dan 13 ditangkap hidup. Berbagai macam jenis
senjata dan bahan peledak berupa bom disita. Pertanyaannya adalah ; mengapa
umat muslim begitu doyan melakukan teror terhadap warga sipil tak berdosa?? Bacalah
kutipan artikel di bawah ini baik-baik...
[“...dalam
mengamalkan perintah Allah SWT ini, Rosulullah menggalakkan dan memuji orang
yang berlatih senjata, sebagaimana Beliau ketika melihat orang yang berlatih
memanah, Beliau bersabda: "Lemparlah/panah
wahai Bani Ismail karena sesungguhnya nenk moyangmu adalah pemanah-pemanah yang
ulung." (HR. Bukhori)
Dan dalam rangka menekankan pentingnya berlatih senjata Baginda Rosulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berlatih senjata kemudian ia meninggalkannya, maka ia bukan dari golongan kami, atau dia telah berbuat maksiat." (HR. Muslim dan Ubnu Majah)
Sabda Rosulullah tersebut di atas menunjukkan bahwa Baginda memberi semangat kepada umatnya untuk berlatih mental dan fisik. Ini menunjukkan bahwa berlatih kekuatan mental dan fisik disyaratkan.
Latihan senjata di Aceh tujuannya adalah untuk mentaati perintah Allah dan RosulNYA dalam surat Al-Anfal 60, oleh karena itu latihan tersebut adalah amal ibadah ta'at mutlak terhadap perintah Allah dan RosulNYA, tidak membantah, dan mengamalkan menurut kemampuan. Allah berfirman : إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." QS An Nur (24): 51
Maka saya dan Bapak-bapak kalau mengaku beriman, juga wajib menaati perintah i'dad ini bila ada kemampuan, tidak boleh membantah. Perintah i'dad ini kekuatan hukumnya sama dengan perintah solat, puasa, zakat, haji, dll.( i’dad adalah mempersiapkan kekuatan fisik dan mental serta menggunakan senjata untuk kepentingan membela Islam_pen.).
Maka jelaslah bahwa i'dad yang diamalkan di Aceh itu merupakan amal mulia yang insya Allah diridhoi oleh Allah SWT, maka kita hargai dan tidak boleh direndahkan dengan tuduhan teror. Tetapi ibadah i'dad di Aceh untuk mentaati perintah Allah dan RosulNYA ini dicela dan dihina oleh Densus88. Amalannya dituduh amalan teror, dan yang mengamalkannya dituduh sebagai teroris, diserang dan ditangkap secara sadis.
Maka jelas menghina ibadah i'dad yang diamalkan di Aceh itu berarti menghina Allah, menghina perintahNYA (AL Anfal: 60), menghina RosulNYA dan menghina Sunnahnya tentang i'dad ini. Ini berarti Densus88 menghina Allah, Syari'atNYA tentang i'dad dan menghina Rosulullah dan Sunnahnya.
Secara tidak langsung Densus88 menuduh Allah SWT menciptakan syari'at teror dan Rosulullah menggalakkan syari'at teror. (Maha Suci Allah dari tuduhan dan hinaan ini). Tindakan Densus88 dalam hal ini sama dengan penghinaan orang Kafir Amerika terhadap Allah, Syari'atNYA, RosulNYA dan Sunnahnya dengan berusaha membakar Al-Qur'an.
Maka jelas dengan sikap munkar ini Densus88 menjadi musuh Allah, musuh RosulNYA dan Musuh Kaum Muslim, sadar atau tidak sadar...”]
Dan dalam rangka menekankan pentingnya berlatih senjata Baginda Rosulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berlatih senjata kemudian ia meninggalkannya, maka ia bukan dari golongan kami, atau dia telah berbuat maksiat." (HR. Muslim dan Ubnu Majah)
Sabda Rosulullah tersebut di atas menunjukkan bahwa Baginda memberi semangat kepada umatnya untuk berlatih mental dan fisik. Ini menunjukkan bahwa berlatih kekuatan mental dan fisik disyaratkan.
Latihan senjata di Aceh tujuannya adalah untuk mentaati perintah Allah dan RosulNYA dalam surat Al-Anfal 60, oleh karena itu latihan tersebut adalah amal ibadah ta'at mutlak terhadap perintah Allah dan RosulNYA, tidak membantah, dan mengamalkan menurut kemampuan. Allah berfirman : إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." QS An Nur (24): 51
Maka saya dan Bapak-bapak kalau mengaku beriman, juga wajib menaati perintah i'dad ini bila ada kemampuan, tidak boleh membantah. Perintah i'dad ini kekuatan hukumnya sama dengan perintah solat, puasa, zakat, haji, dll.( i’dad adalah mempersiapkan kekuatan fisik dan mental serta menggunakan senjata untuk kepentingan membela Islam_pen.).
Maka jelaslah bahwa i'dad yang diamalkan di Aceh itu merupakan amal mulia yang insya Allah diridhoi oleh Allah SWT, maka kita hargai dan tidak boleh direndahkan dengan tuduhan teror. Tetapi ibadah i'dad di Aceh untuk mentaati perintah Allah dan RosulNYA ini dicela dan dihina oleh Densus88. Amalannya dituduh amalan teror, dan yang mengamalkannya dituduh sebagai teroris, diserang dan ditangkap secara sadis.
Maka jelas menghina ibadah i'dad yang diamalkan di Aceh itu berarti menghina Allah, menghina perintahNYA (AL Anfal: 60), menghina RosulNYA dan menghina Sunnahnya tentang i'dad ini. Ini berarti Densus88 menghina Allah, Syari'atNYA tentang i'dad dan menghina Rosulullah dan Sunnahnya.
Secara tidak langsung Densus88 menuduh Allah SWT menciptakan syari'at teror dan Rosulullah menggalakkan syari'at teror. (Maha Suci Allah dari tuduhan dan hinaan ini). Tindakan Densus88 dalam hal ini sama dengan penghinaan orang Kafir Amerika terhadap Allah, Syari'atNYA, RosulNYA dan Sunnahnya dengan berusaha membakar Al-Qur'an.
Maka jelas dengan sikap munkar ini Densus88 menjadi musuh Allah, musuh RosulNYA dan Musuh Kaum Muslim, sadar atau tidak sadar...”]
Pernyataan
yang begitu “mengerikan” pada beberapa alinea yang tercetak miring warna biru
diatas saya kutip dari sebagian pada salah satu “tadzkiroh” ustadz yang sama. Boleh
percaya boleh tidak, ternyata berlatih/olah fisik dengan senjata mematikan
dengan maksud untuk melakukan teror dikemudian hari terhadap warga sipil minoritas
tak berdosa “merupakan kewajiban yang tak boleh ditolak dan dipertanyakan lagi”,
karena “tindakan tersebut merupakan ibadah” dan kualitasnya sama dengan sholat
lima waktu, pergi haji serta kewajiban yang lain. Sungguh mengerikan...
Yang tidak kalah
mengerikan adalah ditemukannya fakta yang tak terbantahkan bahwa para teroris
tersebut mengumpulkan dana untuk melakukan teror/berjihad dengan cara merampok/menjarah
yang memang merupakan tindakan yang halal karena merupakan wahyu khusus umat
muslim kaffah !!! (baca artikel saya sebelumnya mengenai
penjarahan/perampokan).
Negara Indon
tercatat sebagai negara dengan populasi muslim mencapai 98%, sedangkan 2% sisanya
adalah umat beragama yang lain sebagai minoritas. Tapi “guru bangsa” tersebut tanpa
menunjukkan bukti-bukti sahih telah menyatakan bahwa umat muslim “dizolimi”
umat minoritas, dan dengan alasan tersebut maka umat muslim harus melawan. Apakah
alasan ini masuk akal?? Perlawanan tersebut sudah sedang dan akan terus
dilakukan sampai umat minoritas benar-benar takluk.
Adapun bentuk “perlawanan”
muslim adalah berupa teror ; dengan bom, pemenggalan leher pemimpin umat
minoritas, melempari bahkan merobohkan rumah ibadah milik minoritas dan memaksa
pemerintah membatasi berdirinya rumah ibadah umat minoritas melalui UU dan
Perda. Apakah umat minoritas menunjukkan ketakutannya..?? Anehnya, jawabannya
ternyata tidak!! Mengapa demikian??
Setelah sekian
lama berusaha mencari tahu mengapa umat minoritas tidak takut menghadapi teror keji(jihad)
yang begitu nyata dan bertubi-tubi dari umat muslim, saya akhirnya menemukan alasan
yang sungguh mencengangkan, karena teror(jihad) yang dilakukan umat muslim
tersebut ternyata sudah dipastikan akan terjadi seperti yang disabdakan Almasih
Isa yang terekam dalam Injil Yohanes 16 ; 2 - 4a, “...Kamu akan dikucilkan,
bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka
tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semua ini Kukatakan kepadamu,
supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya
kepadamu”.
(pantaskah umat Almasih Isa ini mendapatkan hadiah bom??)
Jadi sangat dapat
dipahami kini bahwa memang “dari buahnyalah” kita akan dapat mengenali yang mana suatu ajaran agama berasal
dari setan yang penuh bersimbah darah, perintah teror dan pembunuhan dan ajaran
agama yang mana memang berasal dari Tuhan Yang Benar(Al Haqq) yang selalu
menjadi korban teror, selamat merenung...
*) silahkan
berkomentar dengan sopan, komentar yang tidak sopan akan langsung dihapus_sangtimur.
Untuk belajar memanah untuk hal hal yang baik bukan untuk membunuh. islam mengajarkan untuk menghormati dan mengahargai berbadaan. "Barang siapa yang menggunakan ilmu itu dengan kejahatan maka ilmu itu tak ada manfaatnya" yang ahli bom itu orang munafik yang ingin mengotori nama baik islam bahwa sesungguhnya islam itu agama yang damai dan selamat.islam cinta damai.orang yang mencuri membunuh, membom, menghina dia itu adalah orang munafik dan kadang dia mengaku agama islam atau nonislam tapi dia munafik
ReplyDelete