Dalam skala
Piramid, pandangan agama-agama samawi akan ibadah tertinggi yang dipastikan
akan berbalas sorga dinilai dari kemampuan seseorang dalam melakukan hukum
tertinggi dalam agama yang dianutnya tersebut. Bila kita menggunakan skala
Piramid memang akan semakin sedikit saja orang yang mendapat upah sorga kelak,
karena semakin tinggi nilai ibadahnya semakin runcing posisinya. Namun,
dalam perspektif perbadingan yang adil sesuai filosofi “apple to apple” maka ukuran
yang sama harus diberlakukan kepada pihak yang diperbandingkan tersebut.
Dalam perspektif
Islam, ibadah tertinggi adalah melaksanakan hukum tertinggi yakni berjuang di
jalan Alloh berupa jihad dengan memerangi/membunuh para kafir. "...aku
jatuhkan terror ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala
mereka dan pancunglah...mereka"(QS 8;12). Dan, “Bunuhlah mereka(kafirun)
dimana saja kamu menemukan mereka...!”(QS 2:19)
Upahnya sudah jelas yakni berupa sorga, bahkan
akan mendapatkan bonus sekitar 70 bidadari yang masih perawan untuk disetubuhi
sesuka para jihadist di sorga kelak. Tidak hanya itu saja, para jihadist juga
akan mendapatkan bonus minuman keras(yang di bumipun dilarang dikonsumsi) yang
memabukkan berupa anggur, namun, bagaimana bila jihadistnya ternyata seorang wanita??
Tidak ada satupun ayat yang dapat menjamin mereka untuk mendapatkan upahnya di
sorga, apalagi mendapatkan bonus 70 lelaki tampan di sorga kelak!! silahkan
cari sendiri ayat mengenai hal ini dalam Quran anda.....namun ada satu
pertanyaan logis, bolehkah disorga kelak kita(lelaki jihadist) melakukan
persetubuhan dengan banyak perempuan atau (wanita jihadist) bersetubuh dengan
puluhan pria tampan disertai minum-minuman keras..?? Bukankah sorga itu suci
adanya...??? mengapa disana ada birahi dan minuman keras..??
Lantas bagaimana
cara menjalankan ibadah tertinggi minturut perspektif Kristiani?
Berbeda dengan
cara muslim dalam menjalankan ibadah tertingginya yang penuh berlumuran darah
sesama manusia, cara umat Kristiani dalam menjalankan ibadah tertingginya justru
begitu bertolak belakang alias menafikkan adanya pembunuhan terhadap sesama
manusia!! Perintahnya sudah begitu jelas seperti yang langsung disabdakan sendiri
oleh Almasih Isa Kalimatullah, “...Kasihilah
Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua yang sama dengan itu ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi”.
Itulah hukum
dalam ibadah tertinggi dalam perspektif Kristiani yang menuntut kasih tulus
tanpa syarat(kasih agave) kepada Allah juga kepada sesama manusia tanpa
kecuali!!!. Ternyata mengasihi Allah dan sesama manusia tanpa pandang bulu akan
memiliki dampak dan upah yang sama...
Lantas bila
demikian, ke-mana-kah kitab (nabi) Muhamad dengan hukum ibadah tertingginya yang penuh berlumuran
darah itu bergantung?? entahlah.....