Dahulu saya begitu geram ketika mendengar ledekan umat
lain bahwa nabi kebanggaan saya disebut tidak memiliki mujizat sama sekali. Namun
memang diketika itu bagi kami kalangan muslim, terdapat begitu banyak simpang
siur tentang isu mujizat nabi besar Muhammad. Dan inilah salah satu alasan saya
menjadi murtad karena ternyata isu ini bahkan belum terjawab sampai hari ini, yaitu
ketika kepada kami ditanyakan, “Manakah yang harus kami imani ; nabi besar Muhammad membuat mujizat adikodrati ataukah
tak ada mujizat yang diperbuatnya?”.
Memang tidak ada keraguan bahwa nabi-nabi semisal
Musa, Elia, Elisa, hingga kepada Almasih Isa, semuanya mampu bermujizat dan
bernubuat secara terang benderang didepan publik. Hanya mujizat Muhammad sajalah
yang tidak jelas, membingungkan, dan masih mesti dicari-cari pembenarannya dan bahkan
diperbantahkan. Para sarjana muslim dengan merujuk ketat kepada Quran dan Hadist
begitu jelas menegaskan bahwa Muhammad memang tidak memiliki kuasa untuk
melakukan mujizat ilahi, namun demikian tetap saja banyak ulama yang menyatakan
sebaliknya, seperti yang dijelaskan bahkan didemonstrasikan dalam pelbagai
Hadist shahih. Padahal Alloh berfirman, “Tidaklah Kami meninggalkan sesuatupun dalam Al-Quran”
(6:38)
Berikut
ini sejumlah ayat yang telah begitu jelas menafikan mujizat Muhammad:
“Dan orang-orang kafir Mekah
berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari
Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat- mukjizat itu terserah kepada
Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan
yang nyata.” (29:50).
Orang-orang yang kafir berkata: “Mengapa
tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan;
dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk”. (13:7).
“katakanlah: “Sesungguhnya yang ghaib
itu kepunyaan Allah, sebab itu tunggu(sajalah) olehmu,
sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu”
(10:20).
“Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali
tidak percaya kepadamu hingga . .. kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas
kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah
dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.” (17:90-92).
[khusus untuk ayat diatas memperlihatkan
betapa Muhamad pernah sesumbar mengutuki orang-orang kafir Mekah dengan
mengatas-namakan Allah(dan para malaikat) untuk menimpakan langit
berkeping-keping kepada mereka, namun pelaknatannya justru tidak terwujud.
Karena laknat Muhamad tidak terjadi maka merekapun menolak percaya kepadanya].
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan
(kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda
itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu”. (17:59).
|
Ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa Alloh tidak akan lagi
memberikan tanda lewat nabi-Nya agar tidak didustakan seperti yang
sudah-sudah : Alloh menetapkan bahwa orang-orang telah mendustakan
tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti yang diberikan kepada rasul-rasul-Nya yang
dahulu akan dimusnahkan.
Orang-orang Quraisy meminta kepada Muhammad supaya diturunkan pula kepada
mereka tanda-tanda kekuasaan Alloh itu, tetapi Alloh tidak akan menurunkannya
kepada mereka, karena kalau tanda-tanda kekuasaan Alloh itu diturunkan juga,
pasti mereka akan mendustakannya, dan tentulah mereka akan dibinasakan pula
seperti umat-umat yang dahulu, sedangkan Alloh tidak hendak membinasakan kaum
Quraisy.
|
Diseluruh Quran, tidak satupun ditampakkan kapan dan
bagaimana Muhammad itu telah membuat suatu mukjizat terbuka. Yang ada adalah
interpretasi ulama Islam(dan Muhammad pribadi) yang mencari-cari kutu-busuk
untuk “menghadiahkan” mujizat yang melayakkan dirinya sebagai seorang nabi
terbesar! Misalnya dikatakan bahwa perjalanan Isra’ dan Mi’raj adalah mukjizat
Muhammad yang bahkan lebih besar dari membangkitkan orang mati, dsb.
Secara tegas dapat dinyatakan disini
bahwa mujizat-nabi itu bukanlah sebuah sihir atau sulap tanpa tujuan, melainkan
berujud supranatural yang nyata, yang ditampakkan terang
benderang kepada umat manusia sebagai saksi mata, lewat kuasa adikodrati nabi
dalam memuliakan Tuhan, agar penyaksinya bisa percaya atas otoritas dan
otentisitas firman Tuhan yang dibawakannya. Dengan demikian, orang-orang yang
menolak untuk percaya, akan harus mempertanggung jawabkan dirinya kelak kepada
Otoritas Tertinggi itu. Sehingga mereka tidak perlu dikutuki dengan menimpakan
keping-keping langit ataupun dibunuh karena itu. Tuhan akan memperhitungkannya
sendiri kelak.
Makin besar dan dahsyat sebuah mukjizat seperti yang
diklaim ulama macem Isra’- Mi’raj, maka makin terang benderanglah seharusnya ia
ditampakkan kepada umat. Tetapi, siapakah yang telah menyaksikan perjalanan Isra’-Mi’raj? Apakah itu
sesuatu yang nyata atau hanya ilusi/mimpi belaka? Kenapa event monumental yang
dianggap “maha akbar” ini tidak ada saksinya serta penjelasannya dalam Quran
kecuali satu-satunya Surat Al-Israa’ ayat 1 saja, yang bahkan mengosongkan sama
sekali event mi’raj yang jauh lebih penting ketimbang Isra’? Bahkan nama
“buraq”-pun dijauhkan Quran untuk disebutkan?
Detail dari kisah ini memuat begitu
banyak kesalahan dan pertentangannya, yaitu 1)melawan sejarah(di Yerusalem pada masa itu mesjid Al-Aqsa
belum ada), 2)melawan kronologi waktu (Muhamad ke Al-Aqsa untuk shalat Isya, padahal perintah salat 5 waktu justru belum ada!!), 3)melawan
hikmat Allah (baik Alloh maupun Muhammad kalah otak dengan Musa yang
menyuruh Muhamad minta ketetapan Alloh agar dibatalkan dan diubah
berkali-kali), dll.
Kita semua hanya akan bertambah hina dan
bodoh bila kita masih bersikukuh mencoba membela dongeng Isra’-Mi’raj Muhammad
ini sebagai mujizat dirinya yang terdahsyat!! Tetapi apa mau dikata?
Nampaknya muslim banyak yang tersihir dengan obsesi Muhammad sehingga beliau harus ditampilkan di tanah Arab tidak boleh kalah kelas dengan apa yang Almasih Isa pernah lakukan ditanah Israel. Muslim tetap menobatkan beliau sebagai jagonya sebagai pembuat mujizat berdasarkan kisah-kisah legenda dipelbagai hadist sahih. Lantas, dimanakah posisi keimanan muslim? Percaya kepada wahyu langsung Allah, atau legenda yang diturunkan secara berantai dari sejumlah para sahabat nabi sesudah seratusan tahun kematian Nabi?
Beberapa mujizat Muhammad yang
dikukuhkan dan dibanggakan Muslim:
Aku melihat Rasul Allah ketika salat ‘Ashar tiba dan
orang-orang mencari air untuk wudhu tapi mereka tidak menemukannya. Tak lama
kemudian sebuah pot yang penuh air untuk wudhu dibawa kepada Rasul Allah. Dia
meletakkan tangannya ke dalam pot dan memerintahkan orang-orang untuk wudhu
dari pot itu. Aku melihat air memancar dari bawah jari-jarinya sampai semuanya
melakukan wudhu. (Sahih Bukhari Vol.1, Buku 4, No. 170)
Sahih Bukhari Vol. 7, Book 65, No. 293 meriwayatkan
Muhammad memberkati makanan yang (tadinya) tidak cukup untuk empat atau lima
orang, sehingga makanan itu jadi cukup untuk memberi makan seluruh tentara.
[Muslim percaya? Maka tentulah Muhammad sesudah hijrah
tidak usah menjarah/ merampok karavan kafilah untuk menghidupi para
pengikutnya yang harus diberi makan. Dan tidak usah menjarah sambil
“menghalalkan” barang rampasan (8:69, 48:20, dll).
Bahkan Muhammad tidak segan melibatkan diri dalam
akal-akalan bermukjizat, dengan membodohi para pengagumnya sbb:
“Tadi malam satu setan besar dari
kawanan jin-jin datang kepadaku dan ingin mengganggu sembahyangku tetapi Allah
memampukan diriku untuk menaklukannya. Aku ingin mengikatnya pada salah satu
pilar-pilar masjid agar kalian semua bisa melihatnya di pagi hari, NAMUN saya
teringat akan ucapan saudaraku Sulaiman (dalam Quran 38: 37-38): Tuhanku!
Ampunilah aku dan berilah aku sebuah kerajaan yang tidak akan terambil oleh
siapapun setelah aku…”(Sahih Bukhari Vol. 1, Book 8, No. 450).
Benarkah Muhammad diberi kuasa mengusir setan? mari
perhatikan betapa absurd-nya pengakuan beliau yang terkesan menggelapkan dan
memutar balikkan fakta. Diseluruh Quran, Muhammad tidak pernah tercatat
sekalipun berkuasa atas setan, bahkan sebaliknya malahan dia berkali-kali
kerasukan setan sehingga mengucapkan ayat-ayat yang berasal dari setan(baca Ibn Ishaq’s book “The Life of Muhammad”. Ibn
Ishaq, p.164-165, Al-Tabari VI:107-108). Muhammad tentu saja berhasil
menarik ayatnya kembali dari surat An Najm, namun alasan penghapusannya malah
membuat masalah, karena seolah menuduh semua nabi dan rasul lainnya juga pernah
mengalaminya(surat 22:52-53).
Muhammad dikenal takut akan setan
sehingga selalu meminta Alloh untuk melindunginya(Surat 113 dan 114). Sebagai kompensasi
ia berkata kepada orang-orang Arab yang mau mendengarnya, “Aku ingin mengikatnya pada salah satu
pilar-pilar masjid agar kalian semua bisa melihatnya di pagi hari“.
Akan tetapi, benarkah ia sudah mengikat setan dimaksud, dan sudahkah setan itu
diperlihatkan kepada publik secara terbuka? Ayat tersebut hanya sampai disitu
tanpa terusan, kecuali diteruskan oleh Rauh, periwayat lain yang
menambahkan: “Iapun (setan tersebut) dienyahkan dengan hina”.
Meskipun pernyataan-pernyataan Muhammad
tampaknya luar biasa meyakinkan, tetapi jikalau ia benar-benar ditantang dan
dikonfrontasikan oleh orang-orang yang tidak mudah percaya akan gertakannya, ternyata Muhammad surut juga dan harus
mengakui bahwa satu-satunya
mukjizat yang dimilikinya hanyalah Qur’an!
Sang Nabi berkata ,”Tiada nabi
diantara para nabi yang tidak diberi mukjizat yang mengakibatkan orang-orang
jadi yakin dan percaya, melainkan aku diberikan wahyu illahi yang Alloh
nyatakan padaku.” (Sahih Bukhari Vol.9, Book 92, No.379).
Jadi, didalam hadist yang shahih sekalipun, Muhammad benar-benar
telah mengakui bahwa ia benar-benar telah “di-diskriminasikan” diantara
para nabi selainnya(yang disamping diberikan wahyu ilahi juga diberi kuasa
mukjizat, sementara ia hanya diberi wahyu).
Harus diingat pula bahwa semua wahyu ilahi yang
diberikan Tuhan, baik itu Taurat, Mazmur dan bahkan Injil sekalipun, tidak pernah dinyatakan sebagai mujizat
nabi-nabi yang bersangkutan. Nabi adalah transmitter Firman, sama sekali
bukan pemujizat Firman! Begitu pula dengan Muhammad dan quran-nya. Dan mujizat Ilahi
tidak memerlukan pencaharian dan debat kusir pembuktian ala mencari kutu busuk,
ia selalu terlihat terang benderang dimata dan dihati setiap pemirsanya!
Konsekwensi logis dari simpang siur
pengakuan Muhammad ini berdampak serius dan kritis ; Apa yang harus muslim
percayai? quran? hadist? Muhammad yang bermujizat? Atau tanpa mujizat? Ataukah
quran itu memang bukan wahyu?
Mengingat ia berisi begitu banyak
kontradiksi ; kesalahan kronologi sejarah dan sebutan, science, kronologi
waktu, pola kebohongan dan lain-lain, maka hanya mata hati pribadi manusia yang
memiliki kepekaanlah yang mampu melihatnya, yang kemudian lantas menjadi
murtadin..!
ketika nabi lain dianugerahi wahyu agar bisa ber-mujizat ; membelah laut, menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang mati, dan banyak hal yang berguna bagi umat, maka Muhamad dan umatnya justru mendapat "wahyu khusus" berupa ; Menjarah dan Merampok!! edan benar...
ReplyDeleteNabi kau bermukjizat pun tapi umatnya juga pembunuhnya wkwkwkw tolol Kristen
ReplyDeleteNabi kau bermukjizat pun tapi umatnya juga pembunuhnya wkwkwkw tolol Kristen
ReplyDelete