[Orang yang masih waras manapun pasti akan setuju bahwa ; edisi revisi sebuah buku manapun di dunia yang diterbitkan, sudah
pasti merupakan koreksi atas kekeliruan yang terjadi pada buku yang telah
diterbitkan sebelumnya.
Biasanya, revisi yang dilakukan begitu sangat jelas
yaitu mencakup setting kejadian, bagian, alinea, halaman, tentang angka-angka
tahun, jumlah sesuatu, nama, fakta baru tentang sejarah dan seterusnya dan seterusnya...
Sehingga edisi revisi sebuah buku kehadirannya akan memperjelas hal-hal yang
masih kabur pada edisi sebelumnya, bukan malah memperkeruh dan atau
mengambangkan fakta yang ditulis sebelumnya.
Namun, bagaimana jadinya jika misalnya, sekali lagi, andaikan saja ketika
tiba-tiba kementerian kebudayaan negara Malaysia yang tidak mengerti sejarah
Indonesia justru secara terang-terangan melakukan revisi dan mengubah isi serta
setting kejadian sebuah buku sejarah Kerajaan Majapahit yang telah lama diterbitkan
Indonesia yang nota bene sudah merupaka bagian hidup bangsa Indonesia dan diajarkan kepada segenap warga negara Indonesia
sejak berabad-abad lamanya. Siapapun yang masih waras sudah tentu akan menganggap bahwa "malaysia telah melecehkan sejarah Majapahit!!".
Bukankah anda akan bergidik bila malaysia yang justru "balik menuduh" bahwa pihak Indonesia-lah yang telah melakukan "tindak pelecehan" terhadap malaysia ketika pihak Indonesia menyodorkan fakta sejarah Majapahit yang sebenarnya...??]
[WARNING ; BAGI YANG TIDAK
SETUJU DENGAN ABSTRAKSI SAYA DI ATAS, JANGAN MELANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL INI
KARENA TIDAK AKAN BERBUAH APAPUN KECUALI KEDENGKIAN YANG DITUJUKAN TERHADAP
SAYA]
Minturut
sejarah kelahirannya(baca ; Babad Tanah Jawi), Reog Ponorogo merupakan sindiran yang
sangat vulgar atas Raja Brawijaya sang penguasa Kerajaan Majapahit, namun
dikemas dalam bentuk seni yang elegan. Seperti dikisahkan (ini sudah
menjadi ceri fakta sejarah yang dituturkan turun-temurun di masyarakat Jawa) Raja Brawijaya semakin lemah dan jinak macem
kerbau dicokok hidungnya dalam mengurus negara karena tidak berdaya menghadapi intervensi
dan bujuk rayu salah satu selirnya yang muslim(etnis Cina/putri Campa) yang
kala itu oleh musuhnya disamarkan sebagai hadiah bagi Raja, padahal ini adalah
perempuan muslim tercantik yang terpilih yang sengaja disusupkan oleh musuh
untuk menggulingkan Majapahit dari dalam dengan kedok sebagai hadiah khusus
buat sang raja.
Para musuh Majapahit sadar bahwa menggulingkan kekuasaan secara
frontal dengan senjata adalah sangat tidak mungkin, maka dicarilah cara paling
mudah namun memerlukan kesabaran yang sangat tinggi, yakni menunggu selir yang
disusupkan tersebut melahirkan anak raja!! [namun sebenarnya, telah beredar
rumor yang perlu diverifikasi kebenarannya bahwa sebenarnya perempuan cantik yang
disusupkan menjadi selir raja Brawijaya tersebut telah hamil lebih dulu sebelum
diberikan sebagai hadiah kepada raja yang kemudian juga tidak tinggal lama di Majapahit].
Syahdan,
setelah menunggu dengan sabar, upaya musuh mulai membuahkan hasil ketika sang raja
mulai beralih menjadi muslim dan mendapat anak dari selirnya yang dikemudian hari
mendapat julukan Raden Patah yang disokong penuh para “wali” yang adalah para
musuh Majapahit yang sebenarnya, yang ingin menyebarkan agama islam di Jawa melalui
pusat sistem kekuasaan dan nampaknya jerih payah musuh selama bertahun-tahun
mulai menunjukkan keberhasilanya dimana hal ini kelak akan menjadi cikal bakal “Runtuhnya
Kerajaan Majapahit”.
Seperti
dikisahkan, ketika sang raja Brawijaya semakin lemah pengaruhnya akibat tak berdaya
pada bujuk rayu dan intervensi selirnya yang cantik ini, maka para penguasa
lokal mulai tidak nyaman dan berusaha memprotesnya. Protes keras yang paling
terkenal dan dibukukan dengan baik tercatat dalam sejarah “Babad Tanah Jawi” yang dapat diakses dan dibaca khalayak hingga
kini, yang konon justru dilakukan oleh orang dekatnya sendiri yakni Sabdo Palon
dan Naya Genggong yang adalah para penasehat spiritual raja Brawijaya yang
memilih untuk menyingkir jauh ke Banyuwangi(kemudian ke Bali?). Adapun,
penguasa lokal dalam melakukan protes kerasnya ditunjukkan dalam bentuk atraksi
seni dimana ajang atraksi seni ini memang sudah sejak lama menjadi agenda setiap
tahun pada tanggal tertentu untuk dipertunjukkan di depan Sang Raja.
Bentuk
protes paling keras terhadap raja dalam bentuk atraksi seni ditunjukkan oleh salah
satu bawahan sang raja yang kala itu menjadi Adipati di wilayah Ponorogo dengan
atraksi seni yang oleh sang Adipati disebut sebagai “Reog Ponorogo”. Ketika
Baginda Raja Brawijaya meminta penjelasan akan makna atraksi yang nyeleneh
tersebut, Sang Adipati Ponorogo menjelaskan ; burung merak yang ditunggangi
wanita cantik melambangkan Raja Brawijaya yang telah menjadi jinak dan penurut
dibawah selangkangan selir muslim-nya yang cantik. Sedangkan sekelompok prajurit
yang sengaja ditampakkan begitu culun yang mengikutinya dari belakang melambangkan
bahwa para prajurit Majapahit sudah begitu lemah dan tidak mampu berperang
sehebat sebelumnya, sehingga akan dengan mudah ditaklukkan. Mendengar
penjelasan bawahanya yang tanpa tedeng aling-aling tersebut, maka masgul-lah
sang raja dan teringat semua kalimat berupa sumpah serapah Sabdo Palon dan Naya
Genggong akan runtuhnya Majapahit dan kelak dikemudian hari yang akan digantikan
penguasa muslim selama 500 tahun lamanya...
Nah,
bagi anda yang mengerti sejarah kelahiran Reog Ponorogo seperti yang saya tulis
secara singkat di atas, tentu akan tertawa geli dan hanya bisa geleng-geleng
kepala bila dikemudian hari mendadak ada sebuah negara tetangga(malaysia)
merevisi sejarah Majapahit dengan mengklaim seni Reog Ponorogo sebagai miliknya
karena mereka mengklaim dapat menampilkan dengan lebih baik dan dengan sempurna
setelah melakukan berbagai revisi atas atraksi tersebut.... hanya orang bebal saja
yang tidak tercengang, terkaget-kaget dan malu setelah kepada mereka disodorkan
bagaimana fakta sejarah kelahiran atraksi Reog Ponorogo tersebut yang memang
asli dari Ponorogo sebagai atraksi seni kritik untuk Raja Brawijaya yang kini
merupakan bagian wilayah Indonesia. Silahkan berkunjung ke kota Ponorogo dan
dapatkan kisah original-nya disana....
Sebagus
apapun tampilan Reog milik malaysia sebagai hasil revisi bangsa malaysia yang mereka
klaim paling sempurna atas Reog Ponorogo yang adalah merupakan bagian sejarah Majapahit bagi Indonesia,
tentu tidak akan pernah sama karena ; settingnya, kisah kejadiannya,
tokoh-tokohnya dan fakta sejarahnya telah dirubah dan direvisi oleh malaysia,
sehingga karya seni Reog hasil revisi yang bahkan diklaim sebagai paling
sempurna milik malaysia-pun otomatis telah kehilangan otoritas dan Roh-nya!!
Kembali
ke topik, sebagaimana halnya sejarah kelahiran Reog Ponorogo yang merupakan
bagian dari Sejarah Majapahit, maka demikian juga dengan Sejarah Para Nabi Tuhan
yang juga merupakan bagian dari Sejarah Bangsa Israel, karena dari bangsa
itulah para nabi berasal yang bahkan sebagian besar diantaranya sekaligus
merupakan penguasa/raja disana. Sekedar menyebut ; King Solomon/Salomo, King
David/Daud, dan puluhan nabi lainnya. Diluar itu masih ada Abram yang dikemudian
oleh Tuhan diganti namanya menjadi Abraham, ada Elia, Yesaya, Daniel dan
seterusnya. Semua kisah sejarah mereka dibukukan dengan rapi dan menjadi bagian
dari sejarah bangsa Israel. Sejarah bangsa Israel telah terpatri dituturkan
turun-temurun tercatat dan dibukukan sejak ribuan tahun sebelum Masehi, bahkan
sebagian besar ditulis oleh Para Nabi yang bersangkutan sendiri. Sekedar
menyebut yang paling terkenal adalah Torah/Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa
yang terdiri dari 5(lima) buku/kitab.
Semua
setting kejadian/peristiwa yang berisi kisah para Nabi Tuhan yang otomatis
langsung berhubungan dengan sejarah Israel ini tentu saja settingnya terjadi di
tanah Israel dan tercatat dengan rapi yang kemudian dibukukan dan wajib dibaca
serta menjadi dasar bagi agama Yahudi. Buku ini disebut Alkitab, yang mana juga
digunakan oleh penganut Kristiani diseluruh dunia.
Jadi,
Alkitab telah digunakan oleh dua komunitas iman yang berbeda selama
berabad-abad sebelum keberadaan Muhamad dari negara tetangga Israel yang
kemudian melakukan “revisi” bagian sejarah bangsa Israel tersebut padahal ia buta
huruf dan sudah tentu buta sejarah negara tetangganya yang telah mencatat dan
membukukan sendiri sejarah negerinya sendiri sejak ribuan tahun sebelumnya. Kejadian
ini mirip dengan tindakan negara malaysia yang merevisi sejarah Reog Ponorogo
dan diklaim sebagai miliknya yang benar.
Jadi
bilamana suatu hari Muhamad (dari negeri tetangga Israel) yang buta huruf dan sudah
pasti buta sejarah negara Israel, atas dasar “wisik” setelah bersemedi di
sebuah gua, lantas kemudian “merevisi” sejarah Para Nabi Tuhan yang seting
aslinya terjadi di tanah Israel, dengan demikian maka dia(Muhamad) memang harus
melakukan revisi dengan setting semua kejadian di tanah Arab. Ini sama persis
yang dilakukan oleh negara malaysia atas klaimnya terhadap atraksi seni Reog
Ponorogo.
Revisi
yang diklaim “paling sempurna” dengan memindahkan setting kejadian peristiwa
sejarah ke tempat lain tentu akan “berbuah simalakama” dikemudian hari ketika generasi
ganti generasi dan orang-orang mulai berinteraksi dengan orang lain dan mulai
bisa membaca dan belajar langsung ke sumbernya, inilah rupanya yang tidak diantisipasi
Muhamad. Sebenarnya Muhamad telah mengantisipasi hal ini, yaitu dengan
“mengkafirkan” setiap orang yang tidak percaya akan ocehannya tersebut.
Sedangkan ancaman bagi orang “kafir” sudah jelas, yakni dibunuh tanpa pandang
bulu.
Revisi
kebablasan yang dilakukan Muhamad atas sejarah negara tetangganya sangat
keterlaluan, tengok saja, nama Ishak sebagai bagian dari sejarah Israel sebagai
anak yang akan disembelih Nabi Abraham, malah sama sekali tidak dicatat dalam
Quran, bahkan muslim dengan “sangat berani” merevisi peristiwa yang merupakan
bagian sejarah Bangsa Israel tersebut dengan membuat kesimpulan sendiri bahwa
yang dimaksudkan anak yang akan disembelih adalah Ismael. Juga lokasi tempat
penyembelian yang begitu jelas disebut dalam Alkitab juga dikaburkan oleh
Quran. Satu fakta sejarah ini saja sudah membuat Quran gagal memenuhi kualitas
sebagai edisi “Revisi” atas kitab sebelumnya(Alkitab) yang adalah bagian
sejarah bangsa Israel !!
Bahkan
secara keseluruhan, kisah Nabi Abraham yang hakiki sebagai bagian sejarah
bangsa Israel telah dirusak oleh Quran dengan kisah terbolak-balik serampangan.
Setting kejadian sejarah Nabi Abraham di tanah Israel telah dipindahkan begitu
saja ke tanah Arab oleh Muhamad. Ismael dan emaknya dikisahkan Quran diusir sehingga
hidup terpisah dari Abraham dan hidup terlunta di padang pasir Arabia(baca
kembali kisah munculnya air zam-zam dalam Quran), namun kemudian tiba-tiba di
bagian lain dalam Quran diceritakan keduanya(Abraham dan Ismael) membangun
ka’abah tanpa latar belakang apapun!!. Kapan dan dimana Abraham disebut rujuk
kembali dengan budaknya?? Apakah ini yang dimaksud revisi sempurna dari kitab
sebelumnya??
Kita
yang waras juga akan tercengang dan bergidik melihat apa jawaban sang nabi saat
mana nabi Muhamad ditanya oleh sahabatnya tentang “waktu” pembangunan mana
masjid yang pertama dibangun. Mohon maaf silahkan anda sediakan calculator untuk
memverifikasi tulisan saya ini agar tidak menimbulkan fitnah.
Baca baik-baik
kutipan saya ini ;
Seperti dikisahkan oleh Abu Dhaar ;
Aku bertanya, “Ya Rasulullah! masjid manakah yang dibangun pertama kali?” Beliau menjawab, “Masjidil
Haram” Aku bertanya lagi, “Selanjutnya?” Beliau menjawab, “Masjidil al-Aqsa”.
Kemudian aku bertanya lagi, “Berapakah selisih pembangunan keduanya?”
Rasulullah menjawab, “Empat puluh tahun..”, (Hadist Sahih Bukhari 55:636).
Anda kaget? saya
tidak!! Bukankah semua orang tahu bahwa kota Yerusalem memang berkali-kali
berganti penguasa? Dan ketika kota ini ditaklukkan Kalifah Abdul Malik, barulah
dibangun Masjidil al-Aqsa!! Ini terjadi tahun 710 Masehi, bagaimana bisa
Muhamad menyebutkannya?? Lantas yang aneh lagi, Muhamad juga mengaku pernah
bolak-balik ke Masjidil al-Aqsa ini dalam kisah anehnya “isra’-mi’raj”. Bagaimana
mungkin ia dapat menyebut Masjidil al-Aqsa bila bangunan dan lokasinya saja
belum diketahui dan baru dibangun oleh kalifah penerus Muhamad?? Lokasi
berdirinya al Aqsa juga tidak jauh dari sebuah bangunan segi delapan Dome of
the Rock yang dibangun pada masa Kalifah Umar tahun 691 Masehi. Yang lebih
bikin bergidik adalah jarak waktu pembangunan yang disebutkan nabi Muhamad
hanya berbeda 40 tahun!! Muhamad juga ngawur karena jelas pada masa hidupnya
Masjidil al-Aqsa belum dibangun!! Bagaimana bisa ia menyebutkan nama tersebut??
Hampir semua sejarah
Israel direvisi ulang oleh Muhamad dengan caranya sendiri. Kisah bangsa Israel
yang keluar dari perbudakan bangsa Mesir juga tidak luput dari revisi-nya.
Bayangkan saja,
hukuman dari Tuhan berupa 10(sepuluh) tulah bagi bangsa Mesir agar bangsa
Israel dibebaskan dari perbudakan, direvisi
dengan “sempurna” oleh Muhamad dalam Quran hingga hanya menjadi
9(sembilan) tulah saja. (bukankah orang Jawa lebih tahu sejarah kelahiran Reog
Ponorogo dibanding malaysia?)
Apakah anda setuju
dengan pihak kementerian pendidikan malaysia jika misalnya mereka merevisi buku
sejarah Indonesia bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia direvisi
mereka dengan hanya mencantumkan 4(empat) sila saja??
Masih banyak “revisi sempurna”
yang kebablasan yang dilakukan nabi Muhamad terhadap sejarah bangsa tetangganya
yakni sejarah Israel.
Tentu saja warga
Israel dan umat Kristiani sebagai pembaca Alkitab hanya bisa geleng-geleng
kepala dan mengelus dada tatkala murid-murid disemua sekolah muslim diajarkan
bahwa makam Nabi Abraham ada di Mekkah, karena bukti sejarah yang tertulis
dalam Alkitab dan bukti Arkeologis yang kini dapat diakses siapapun dan
kapanpun menyatakan dengan jelas bahwa Makam Nabi Abraham, istrinya dan
anak-anaknya ada di Makpela, Hebron.
Ada sahabat saya yang saat
ini masih muslim mencoba membela diri dengan menyatakan bahwa ajaran yang
dibawa nabi Muhamad-lah yang dimaksudkan sebagai “revisi sempurna” tersebut. Ketika
kepada sahabat saya tersebut saya sodorkan bukti yang justru terbalik, maka dia
hanya diam saja.
Almasih Isa begitu
sangat jelas melarang membunuh siapapun bahkan pezinah sekalipun, karena orang
sehina pezinah-pun punya hak bertobat dan memperbaiki dirinya agar kelak dapat
diterima Tuhan, itulah misi nabi Tuhan ; menyelamatkan yang tersesat, bukan
membunuhnya. Kisah ini tercatat dengan
baik dalam Injil yakni seperti dikisahkan diketika kepada-Nya dihadapkan
seorang perempuan yang tertangkap basah berzinah, Almasih Isa mengatakan dengan
tegas, "...barangsiapa diantaramu yang tidak pernah berbuat dosa,
hendaknya yang pertama melemparinya dengan batu". Namun ternyata semua
orang yang tadinya sangat kebelet ingin membunuh perempuan pezinah tersebut
dengan cara merajam dengan batu sampai mati, malah buyar dan tidak ada
seorangpun yang berani melemparinya dengan batu, maka Almasih Isa mengatakan,
"...Aku juga tidak akan menghukum kamu, pergilah
dan jangan berbuat dosa lagi!!"
Apa yang diajarkan
nabi Muhamad justru sebaliknya, karena dia tidak mengenal pengampunan dan malah
memerintahkan secara vulgar untuk merajam dengan batu sampai mati bagi setiap
perempuan yang kedapatan berzinah, bukan bagi prianya. Sudah jelas memang
Muhamad telah “merevisi” ajaran nabi sebelumnya, yakni dari merangkul orang
sesat supaya tobat, direvisi dengan merajamnya sampai mati!!
Memang benar klaim
muslim bahwa Alquran adalah REVISI SEMPURNA ATAS KITAB SUCI SEBELUMNYA YAKNI
ALKITAB yang adalah bagian sejarah bangsa Israel. Namun klaim muslim tersebut
tentu saja patut dipertanyakan dengan mudah setelah membaca artikel ini
baik-baik dan merenungkanya sejenak... ternyata, muslim dan Muhamad juga tidak
tahu bahwa Kitab Injil adalah bagian dari Alkitab!! Klaim muslim atas revisi
Alkitab mirip banget dengan ketika negara malaysia merevisi sejarah Kerajaan
Majapahit dengan menyatakan Reog Ponorogo merupakan milik dan bagian dari
sejarah malaysia.
Lihat
dengan seksama perbandingan ini :
“Setting sejarah Nabi-Nabi
Tuhan di Israel direvisi dan dipindah ke tanah Arab, setting Kelahiran Reog
Ponorogo di Jawa Timur direvisi dan dipindah ke semenanjung Malaya...”
Bila anda tidak dapat
menerima klaim negara malaysia atas Reog Ponorogo, sudah tentu umat Yahudi dan
Kristiani tidak akan dapat menerima klaim umat muslim, ini logis bukan??
Namun, muslim tidak pernah
siap menerima kenyataan ini dengan malah balik menuduh sebagai bentuk pelecehan
agama ketika kepadanya ditunjukkan fakta realita sejarah ini...
Karena bagaimana mungkin
rakyat Indonesia mempercayai klaim malaysia atas revisi sejarah Kerajaan
Majapahit yang didalamnya terdapat kisah Lahirnya Reog Ponorogo ??
Kini, anda yang kebetulan
saat ini masih muslim dan merasa waras, cobalah gunakan akal sehat
sebaik-baiknya. Setidaknya, sisihkan sedikit waktu untuk merenungkan apa yang
telah anda terima dan anda klaim selama ini....karena klaim muslim atas Alquran
sebagai revisi sejarah bangsa Israel[Alkitab] ternyata mirip klaim negara
malaysia atas Reog Ponorogo[Sejarah Kerajaan Majapahit] yang kemudian gagal total.
BILA ANDA WARGA NEGARA INDONESIA, bisakah anda menerima dengan akal sehat anda, bila negara malaysia balik menuduh pihak Indonesia telah "melecehkan" kelakuan malaysia tersebut??
Anda
dapat menuliskan komentar apapun disini, namun pastikan dengan hati putih...
namun bila ada komentar yang ngawur dan penuh caci maki dipastikan akan
langsung dihapus....
Mulai
sekarang, marilah kita berpikir yang jernih kawan...