Kalau begitu, yang manakah gerangan dapat dipercaya ? Sejarah Yahudi
asli seperti yang ditulis dalam Alkitab atau Sejarah Yahudi aspal yang ditulis
dalam Quran hasil revisi Muhamad seorang tokoh buta huruf dari negara
tetangganya? Atau, anda lebih
mempercayai sejarah asli Majapahit dalam buku “Babad Tanah Jawi” atau sejarah Majapahit
aspal hasil revisi Kementerian Pariwisata Malaysia?.
[mohon menjadi perhatian ; dengan harapan agar para
pembaca lebih aktif melakukan verifikasi atas kutipan ayat-ayat tertentu baik
dari Alkitab maupun Quran, saya sengaja mengosongkan nama surat dan nomor
ayatnya, silahkan pembaca memverifikasinya sendiri]
Sebuah buku sejarah yang ditulis ulang dan diterbitkan tentunya
tidak sembarangan. Tidak bisa didasarkan atas klaim berupa “wisik” dari langit
apalagi dengan jurus menuliskan kata
“sesungguhnya” secara berulang-ulang dalam terbitan revisi tersebut agar setiap
orang mempercayainya, melainkan mesti melalui penelitian panjang, mempelajari dan
menelusuri manuskrip/peninggalan yang masih ada atau buku yang terbit terkait
sebelumnya, bahkan bila masih ada mesti bertanya kepada sumber/saksi hidup yang
masih ada, bukan malah mengancamnya atau menyumpahinya bahkan memerintahkan
untuk melakukan genosida kepada bangsa pemilik sejarah asli karena tidak
mempercayai hasil revisi yang dilakukannya.
Bukankah anda hanya akan tertawa geli ketika negara Malaysia
mengumumkan ke publik bahwa Reog Ponorogo milik mereka dan lahir di semenanjung
Malaya?? Apa jadinya bila negara Malaysia menyerbu Indonesia karena ocehanya
tidak digubris rakyat Indonesia?? Bukankah peristiwa ini mirip dengan tindakan
Muhamad ketika mengancam, menindas, merampas dan memerintahkan membunuh bahkan
langsung membunuhi etnis Yahudi karena mereka mentertawakan dan tetap
bersikeras tidak percaya pada hasil “Revisi Sejarah Bangsa Yahudi” yang
dilakukannya ??
Coba mari kita renungkan dengan baik apa yang saya kutip
dibawah ini ;
Sekembali Abraham(namanya masih Abram) dari Mesir untuk kembali ke
Palestina, di mana Tuhan berkata kepadanya: “Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang
dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu”. Sesudah itu Abram
memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat
Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.
Namun kisah sejarah ini kemudian
direvisi Muhamad dalam Quran dengan sungguh berbeda, Muhamad memindahkan
setting kisah bersejarah ini ke tanah Arab khususnya di Mekkah bahkan mengganti
kisahnya ;
“Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) ialah Baitullah di
Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.
Lantas selanjutnya marilah kita perhatikan
perintah aneh selanjutnya yang terkait hal itu sebagai kelanjutan hasil revisi dalam
Quran dibawah ini ;
“Dan ingatlah ketika kami menjadikan rumah itu tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian makam Ibrahim tempat
shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah
rumah-Ku untuk orang-orang
yang tawaf, yang itikaf, yang rukuk dan yang sujud (berdoa).”
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Yakub, “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
Semua orang yang masih waras akal sehatnya
dengan logika yang masih jalan tentu akan tertawa geli membaca kisah hasil
revisi versi Muhamad yang sedemikian konyol “dipercaya” sebagai wahyu dari
langit, sebab Yakub (yang kemudian disebut dan dinamai Israel) dan seluruh
keturunannya adalah orang-orang Yahudi tulen yang menganut agama Musa yakni
agama Yahudi, dan mereka hidup ribuan tahun sebelumnya sebagai bangsa yang
disebut bangsa Israel yang semuanya menjalankan agama Yahudi jauh sebelum Islam
yang dibawa Muhamad datang di semenanjung Arab dan memusuhi mereka bahkan setting
kejadian sejarahnya yang di Israel dipindahkan begitu saja!! Bagaimana mungkin
bangsa Yahudi menjalankan ajaran Muhamad(islam/muslim) yang datang di
semenanjung Arab ribuan tahun kemudian?? Dapatkah anda menangkap maksud saya??
Sejarah asli Yahudi menulis dengan jelas ketika Abraham meninggal
ia sudah berusia 175 tahun, dikuburkan di lokasi pemakaman yang dibelinya
sendiri dari Efron bin Zohar dimana istrinya Sara yang sebelumnya bernama Sarai
dimakamkan terlebih dulu ;
“Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua
Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di
sebelah timur Mamre”.
Lokasi ini ada di Hebron, silahkan cek
di Google Maps. Dengan demikian, hal ini juga berarti bahwa Ismael ternyata
tidak pernah menginjakkan kakinya di tanah Arab yang jaraknya ribuan kilometer
dari Makhpela, Hebron. Karena tidak mungkin baginya dikisahkan ikut memakamkan
Abraham bila memang ia sedang berada di Makkah, Arabi. Anda dapat mengikuti
kisah lanjutannya pada ayat berikutnya yang mengisahkan bahwa ternyata makam
Abraham dan anak istrinya berada di kompleks yang sama, di Makhpela, Hebron.
Namun hasil revisi sejarah atas bagian sejarah
bangsa Israel tersebut diatas oleh Muhamad sungguh berbeda dan mirip klaim yang
dilakukan Malaysia atas sejarah Reog Ponorogo yang demikian ;
“Dan ingatlah ketika kami menjadikan rumah itu tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian makam
Ibrahim tempat shalat. Dan
telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang
itikaf, yang rukuk dan yang sujud (berdoa).”
Bagaimana mungkin makam Abraham yang
Yahudi tulen yang sudah ribuan tahun berada di Makhpela, Hebron dan selalu
dikunjungi dan dipelihara keturunannya sebagai tempat ziarah sejak ribuan
tahun, kemudian tiba-tiba atas dasar “wisik” dari langit oleh Muhamad yang
warga Arab direvisi begitu saja dengan memindahkan settingnya di Makkah dan
menulisnya dalam Quran seperti yang saya kutip diatas(perhatikan kalimat
tercetak merah).
Tidak perlu jauh-jauh, apa reaksi anda dan warga kota Makasar jika tiba-tiba ada
seseorang yang mengaku sebagai sejarawan yang baru keluar dari pertapaannya di
sebuah goa di pantai Parangtritis Yogyakarta kemudian “mengklaim” atas dasar “wisik” yang diterimanya selama bertapa disana
lantas di bulan agustus 2013 menulis dan menerbitkan sebuah buku “sejarah”
perang Diponegoro versi dia sendiri, dimana dalam salah satu halamannya dia
menulis bahwa, “.....sesungguhnya
makam Pangeran Diponegoro berada di bawah pohon beringin putih di tengah
alun-alun kota Sleman yang merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta...”.
Adakah beda antara klaim sejarawan
“sableng” mengenai sejarah Diponegoro dengan klaim Muhamad yang “ngawur” atas
sejarah Abraham yang Yahudi serta klaim Malaysia yang “keblinger” atas Reog
Ponorogo??
Tuliskan komentar anda berdasar akal
sehat dan hati putih anda, namun akan lebih baik jika anda merenung lebih dulu...
setelah membaca artikel ini, saya jadi ndak enak badan, meriang...
ReplyDeleteakhirnya saya merenung dan merenung...
kalau menurut artikel ini semua jadi lebih terang...namun juga bikin gelap bagi saya, karena saya harus mempertanyakan iman saya yang selama ini saya yakini...itulah yg bikin saya meriang dan sulit tidur...
jujur...saya juga sedang bingung sekarang.............
saya dapat pahami kebingungan anda, karena saat ini saya juga sedang bingung...
Deletesaya seperti dicambuk dan teringat, ibarat dulu ketika saya beli mobil saya periksa luar dalam keseluruhan sebelum ada "deal"...
saat ini saya juga sedang memeriksa bagian mana saja dari keimanan saya yang selama ini saya yakini dan ternyata dianggap tidak bener...
terimakasih admin...
Heheh, jangankan kisah abraham.Kisah Jesus dari lahir sampe naik ke sorgapun jg depelesetkan.
ReplyDeleteSebetulnya mohamad sengaja memutar balikkan fakta sejarah atau memang dia begitu tolol dlm menulis dlm quran??
hahahaha memang sungguh terlalu..tapi mereka percaya aja dan yakin lagi..hahahaha hebat juga yah..
ReplyDeletehttp://www.panggilandarisurau.com/maqom-ibrahim-bukanlah-kuburan-nabi-ibrahim/
ReplyDelete