_bagian
terakhir dari 6 artikel.
Oleh ; Abd Al Masih
[...mungkin saja anda pernah membaca artikel ini di website
lain karena artikel ini memang saya copy dari alamat website lain. Saya sengaja
tidak mengubah judul artikel dan isinya agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
memahami esensinya. Namun karena terlalu panjang, maka akan saya bagi dalam
beberapa bagian. Pembaca hendaknya membaca sampai habis untuk mendapatkan
manfaat yang utuh dari apa yang selama ini di-salah- mengerti-kan atau malah
sengaja di-sembunyi-kan oleh para sarjana muslim dan para mubaligh kepada umat
muslim dalam memahami Quran dan Injil. Sesuai dengan judulnya, “Pertanyaan Yang
Menuntut Jawaban”, maka sebagian besar pertanyaan yang selama ini tersimpan di
kepala anda akan terjawab di sini...selamat membaca]
XII. SIAPAKAH YANG TERBESAR?
Pertanyaan yang serius
ini tidak sepatutnya ditujukan kepada Al-Masih dan Muhammad. Menurut ukuran
manusia, keduanya telah mencapai standar dukungan yang tidak dapat dicapai oleh
pendiri agama lainnya. Islam telah memiliki 1,2 milyar pengikut, 1.370 tahun
setelah kematian pendirinya. Orang-orang yang menyatakan dirinya pengikut
Al-Masih jumlahnya telah melebihi 1,8 milyar. Tidak ada satu partai politik,
filsafat, atau ideologi pun yang dapat mengumpulkan begitu banyak pengikut
sebagaimana yang dimiliki oleh Al-Masih dan Muhammad dalam abad-abad ini.
Muhammad memberi
peringatan kepada para pengikutnya di Mekah dan mengalami beberapa penyiksaan
di Mekah selama duabelas tahun. Tetapi setelah dia berimigrasi ke Medinah pada
tahun 622 M, segala sesuatunya menjadi berubah. Dia menjadi pemimpin yang
sangat berpengalaman dalam politik, hukum dan peperangan. Dalam mata para
pengikutnya, dia adalah kepala (Imam) dari seluruh umat percaya, dan Wakil
Allah bagi kaum Muslim (al-Ummah).
Al-Masih sendiri tidak
siap untuk menerima pertanyaan, Siapakah yang terbesar? Al-Masih merendahkan
diri-Nya dan menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang. Dia berkata
kepada para pengikut-Nya, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di
antara kamu, hendaklah menjadi hambamu” (Matius 20:26-27). Dia berjanji bahwa
hanya orang yang lemah lembut akan memiliki bumi (Matius 5:5). Al-Masih tidak
hanya berkhotbah, tetapi Dia juga menjalani kehidupan berdasarkan
ajaran-ajaran-Nya. Walaupun Dia memiliki kekuatan yang luar biasa, Dia memilih
untuk hidup sederhana, ditolak oleh manusia, dan akhirnya diremukkan oleh
tangan-tangan jahat (Yesaya 53:1-3). Ketika Petrus mencoba membela Dia, Dia
melarangnya, dan menyuruhnya untuk mengembalikan pedang ke sarungnya serta
untuk tidak ikut campur dalam rencana Allah yang telah diputuskan jauh
sebelumnya, yang menuntut kematian-Nya untuk keselamatan manusia (Yoh 18:11).
Al-Masih juga
membuktikan otoritas-Nya ketika Dia meyakinkan orang-orang yang setia
mencari-Nya:
“Dosa kalian telah
diampuni.”
Sampai hari ini pun
Al-Masih berkata kepada orang berdosa yang bertobat:
“Allah mengasihi engkau;
Aku telah mendamaikan engkau dengan-Nya. Pintu telah terbuka lebar bagimu.”
Allah tidak mengirim
Al-Masih untuk memberikan satu hukum lagi yang menjadi beban yang begitu berat
untuk dilaksanakan oleh manusia. Al-Masih adalah Rahmat Allah yang
berinkarnasi. Di dalam Dia, kasih Yang Maha Suci telah diungkapkan. Oleh
karenanya, Dia mengasihi orang berdosa, memberkati musuh-musuh-Nya dan memberi
dorongan kepada orang-orang yang putus asa. Isa adalah rahmat dari Yang Maha
Rahmani, Yang Maha Pengasih. Dia membuktikan bahwa diri-Nya secara esensi
adalah sama dengan Allah. Di dalam Al-Masih Roh Allah menjadi daging (Sura
4:171). Tidak ada perbedaan antara rahmat-Nya dan rahmat Allah. Penebusan dosa
yang dilakukan-Nya adalah penawaran secara cuma-cuma dari Allah kepada setiap
orang berdosa. Siapa pun yang menerima anugerah dan pembenaran-Nya akan
selama-lamanya berdamai dengan Allah. Orang yang percaya kepada-Nya akan
akhirnya mengetahui dan melihat posisi Al-Masih yang sebenarnya, yaitu duduk di
sebelah kanan Yang Maha Kuasa. Rahmat Al-Masih tidak akan berhenti, tidak akan
menghukum atau menghancurkan kita, karena Dia telah membenarkan dan menebus
kita.
Para pengikut Al-Masih
tidak diharuskan untuk menderita baik di bawah Hukum Taurat maupun di bawah
Syariat dari Muhammad. Mereka tunduk kepada rahmat dari Allah sebagaimana
diungkapkan dalam Injil Al-Masih. Bahkan Al-Qur’an membenarkan hak istimewa
yang unik ini kepada para pengikut Al-Masih.
“Dan hendaklah
orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik” (Sura 5:47).
Al-Qur’an secara sah
telah membebaskan para pengikut Al-Masih dari Syariat dan mengkonfirmasikannya
dalam kasih karunia dari Injil. Rahmat dari Al-Masih memberikan mereka damai
yang sempurna di dalam hati dan pikiran mereka. Kekuatan rohani mereka yang
berasal dari jaminan keselamatan memimpin mereka untuk melayani dengan kasih,
berdasarkan harapan yang kekal.
Al-Masih merendahkan
diri-Nya lebih jauh lagi dan memuliakan Bapa-Nya di surga, dengan mengakatan:
“Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yoh 5:19).
“Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yoh 14:10).
Jadi, Al-Masih
menyangkal diri-Nya dan memberi segala hormat kepada Allah Bapa-Nya. Dia bahkan
mengakui, “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30).
Maka siapa saja yang
ingin mengerti Al-Masih harus merendahkan dirinya dan bertanya, Siapakah yang
paling rendah hati? Al-Masih merendahkan diri-Nya sampai dia membuat diri-Nya
sendiri sebagai kutukan yang seharusnya menimpa kita sehingga kita dapat
dibenarkan menurut ukuran Allah di dalam Dia. Dia memberikan diri-Nya sebagai
tebusan bagi setiap orang jahat, lelaki maupun perempuan – bahkan para pembunuh
sekalipun – agar mereka dapat dibebaskan dari hukuman Allah, yang kemudian
diubah menjadi orang yang percaya yang dipenuhi dengan kasih-Nya yang kekal.
KESIMPULAN
Para narapidana
mendengarkan dengan penuh seksama apa yang dikatakan hamba Tuhan tersebut.
Beberapa dari mereka menjadi marah dan memandangi dia dengan penuh kebencian.
Yang lainnya menjadi sangat tertarik dan terpukau. Beberapa dari mereka
bersukacita secara diam-diam karena mereka dapat mendengar jawaban yang begitu
jelas ini. Mereka mendapatkan harapan yang baru dari pesan ini.
Wakil pembicara dari
para narapidana menjawab hamba Tuhan ini, “Kami mengakui bahwa anda telah
berbicara dengan jelas sekali kepada kami. Anda telah dengan berani mengatakan
kepada kami apa yang benar-benar anda percayai. Kami akan terus memikirkan
perkataan anda dan mendiskusikan hal-hal yang anda kemukakan, membandingkan
mereka dengan hati-hati dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan kumpulan Tradisi
(Hadits). Beberapa dari kami tidak setuju dengan anda saat ini, tetapi kami
telah berjanji untuk melepaskan anda dengan tenang. Kami akan terus mempelajari
pokok persoalan ini dengan tekun....
Injil bahasa inggris lord yesus..terjemahan indonesia Tuhan yesus benarkah itu terjemahan yang benar benar murni..akidahnya bagaimana itu mas admin...terus setelah anda murtad apa yang anda lakukan sekarang> ibadah anda apa? makin bahagia kah hidup anda? sudah merasa menyembah yesus secara benarkah anda? bagaiman cara ibadah yang dituntunkan yesus? sama tidak dengan ibadahnya nabi musa? jangan jangan kalau kitab perjanjian lamamu cuman untuk isi isi bible aja tapi hukumnya ikut perjanjian baru..? yaitu segala macam isi taurat tidak menjamin orang kristen masuk surga...bukan melakukannya yang penting tapi hatinya begitukah? itu ajarannya siapa? rasul paulus kan? kamu ikut ajarannya musa atau yesus atau paulus? lalu apa inti ajaran agama kamu sekarang sudah kamu lakukan? sudah merasa dekat dengan Tuhan secara benar begitukah..?
ReplyDeletebukannya agama kamu yang absurd...? siapa yang membukukan kitab taurat sampai dipakai di bible..? lalu siapa yang menulis injil sampai masuk ke bible? kecerdasan kamu admin..cerdas tapi tersesat dari jalan lurus yang sudah kamu tempuh..masuk ke jalan sesat yang kamu sangka lurus? karena kamu pernah menjadi muslim...saya doakan semoga ALLAH SWT membukakan hatimu...agar kembali ke jalan yang dirdhoinya...kalau belajar itu hati hati lah wahai admin...jangan ikut akal sehat kamu...akal kita itu tidak selalu benar..kalau agama bisa dilogika..tapak sepatu lebih pantas dibasuh daripada atas nya sepatu ketika wudhu..tapi nabi muhammad mengusap bagian atas sepatunya..hidayah itu milik ALLAH semata wahai admin...turut prihatin ketika ALLAH mencabut hidayah itu dari hatimu...
ReplyDelete