_bagian
ketiga dari 6 artikel.
Oleh ; Abd Al Masih
[...mungkin saja anda pernah membaca artikel ini di website
lain karena artikel ini memang saya copy dari alamat website lain. Saya sengaja
tidak mengubah judul artikel dan isinya agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
memahami esensinya. Namun karena terlalu panjang, maka akan saya bagi dalam
beberapa bagian. Pembaca hendaknya membaca sampai habis untuk mendapatkan
manfaat yang utuh dari apa yang selama ini di-salah- mengerti-kan atau malah
sengaja di-sembunyi-kan oleh para sarjana muslim dan para mubaligh kepada umat
muslim dalam memahami Quran dan Injil. Sesuai dengan judulnya, “Pertanyaan Yang
Menuntut Jawaban”, maka sebagian besar pertanyaan yang selama ini tersimpan di
kepala anda akan terjawab di sini...selamat membaca]
VI. KEAJAIBAN-KEAJAIBAN MUHAMMAD DAN AL-MASIH
Ahli agama Islam
mengatakan bahwa keajaiban yang diberikan Allah kepada Muhammad adalah
ayat-ayat Al-Qur’an dalam Sura. Dengan demikian, keajaiban dari Muhammad bukan
dalam bentuk perbuatan tetapi dalam bentuk firman.
Al-Qur’an bersaksi untuk
Isa, menggambarkan karya-karya Al-Masih yang unik dan perbuatan penyembuhan-Nya
yang agung. Al-Masih tidak mengutuk musuh-Nya, juga Dia tidak berkelakuan
seperti penguasa yang kejam. Dia menunjukkan diri-Nya sebagai sumber kebaikan
serta kasih dan rahmat kepada semua manusia. Kuasa Allah keluar dari diri-Nya
melalui banyaknya tanda-tanda keajaiban yang dilakukan-Nya.
Tabib Terbesar yang Diberkati
Al-Qur’an membenarkan
bahwa Al-Masih menyembuhkan orang buta tanpa prosedur operasi atau pun obat.
Dia menyembuhkan mereka hanya dengan melontarkan kata-kata yang penuh kuasa.
Perkataan-Nya terbukti memiliki kuasa penyembuhan – dahulu dan sekarang juga.
Al-Masih berkata menurut Al-Qur’an:
“dan Dia menjadikan aku
seorang yang diberkati di mana saja aku berada” (Sura 19:31).
Dia benar-benar
merupakan pancuran berkat bagi semua orang di segala jaman (Sura 3:49; Sura
5:110).
Anak Maryam tidak takut
terhadap mereka yang terkena penyakit lepra, tetapi bahkan menyentuh kulit mereka
yang sakit dan menyembuhkan mereka melalui perkataan-Nya yang mempunyai kuasa
menyucikan. Al-Masih adalah Tabib terbesar sepanjang masa. Dia mengasihi orang
miskin dan mau menerima mereka yang sakit. Dia menumbuhkan harapan dan iman di
dalam hati mereka. Dia menyembuhkan setiap orang sakit yang dibawa ke
hadapan-Nya.
Dia Membangkitkan Orang Mati
Salah satu keajaiban
yang dilakukan Al-Masih adalah Dia membangkitkan orang mati; hal ini juga
dikonfirmasikan baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Alkitab. Dia membangkitkan
seorang anak perempuan, seorang lelaki muda, dan seorang lelaki dewasa dari
kematian. Siapa yang dapat membangkitkan orang mati jika bukan Allah sendiri!
Penting sekali bagi kita untuk benar-benar menangkap dan mengerti arti yang
mendalam dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menyatakan fakta yang tidak dapat
dibantah bahwa Al-Masih berulang kali membangkitkan orang mati (Sura 3:49; Sura
5:110).
Beberapa kritikus yang
dangkal mengatakan bahwa Anak Maryam tidak dapat melakukan keajaiban-keajaiban
seorang diri, tetapi Allah-lah yang memberi-Nya kekuatan melalui Roh Kudus,
sehingga Dia dapat melakukan keajaiban-keajaiban yang berbeda-beda. Pernyataan
mereka tersebut didasarkan oleh beberapa ayat Al-Qur’an berikut ini:
“dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mu’jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul Qudus.” (Sura 2:87).
“Rasul-rasul itu Kami
lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada
yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada ‘Isa putera Maryam
beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus.” (Sura 2:253).
“(Ingatlah), ketika
Allah mengatakan: “Hai ‘Isa putra Maryam, ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan
kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan
(ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan
(ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa
burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang
berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan
orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, … lalu orang-orang
kafir diantara mereka berkata: ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata’.”
(Sura 5:110).
Betapa mengherankan!
Al-Qur’an bersaksi berulang kali mengenai kerja sama antara Allah, Al-Masih dan
Roh Kudus. Mereka bekerja sama dalam kesatuan yang sempurna, melakukan
keajaiban-keajaiban dalam Al-Masih secara bersamaan. Para pengikut Al-Masih pun
percaya dengan kerja sama yang dilakukan di antara Tritunggal yang Kudus.
Pencipta Muda
Kita dapat membaca di
dalam Al-Qur’an – bukan di Alkitab – bahwa Isa, sewaktu masih kecil, membentuk
seekor burung dari tanah liat, dan menghembuskan nafas kepadanya; lalu burung
tersebut menjadi burung yang hidup, terbang di udara:
“Sesungguhnya aku telah
datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta
sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan
orang mati dengan seizin Allah.” (Sura 3:49).
Dalam ayat ini, kita
menemukan kalimat yang unik, “aku membuat untuk kamu,” yang mengindikasikan
bahwa Al-Masih adalah seorang Pencipta. Seorang manusia biasa tidak dapat
menciptakan sesuatu dari yang tidak ada, juga tidak dapat menghembuskan nafas
kehidupan kepada benda mati.
Al-Qur’an bersaksi akan
kemampuan Al-Masih untuk memberikan kehidupan melalui tiupan nafas-Nya. Dia
menghembuskan nafas-Nya ke burung yang terbuat dari tanah dan burung tersebut
menjadi hidup, sama seperti Allah menghembuskan nafas-Nya kepada Adam. Ini
berarti Al-Masih memiliki Roh yang dapat memberi kehidupan dalam diri-Nya; Dia
mampu menghembuskan hidup ke dalam benda mati (burung yang terbuat dari tanah)
Pemelihara yang Baik
Banyak sekali orang di
Palestina yang mengetahui kemampuan Anak Maryam yang tidak terbatas dan
mengikuti Dia, bahkan sampai ke gurun pasir, tanpa mengindahkan waktu dan
keadaan yang sulit. Mereka mendengarkan Dia sampai petang hari. Al-Qur’an
bersaksi bahwa Al-Masih menyiapkan makanan semeja penuh, yang diturunkan-Nya
dari surga untuk mengenyangkan orang banyak di padang pasir:
“(Ingatlah), ketika
pengikut-pengikut ‘Isa berkata: “Hai ‘Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu
menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”. ‘Isa menjawab: “Bertakwalah
kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”. Mereka berkata: “Kami
ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin
bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang
menyaksikan hidangan itu”. Isa putera Maryam berdo’a: “Ya Tuhan kami
turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya)
akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang
datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah
kami, dan Engkaulah pemberi rezki Yang Paling Utama”. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir
di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan
menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di
antara umat manusia”.” (Sura 5:112-115).
Para pakar Islam
berdiskusi dari segala macam sudut pandang tentang kuantitas dan kualitas
makanan yang disediakan di atas meja di gurun pasir itu, dan bukannya meneliti
Siapa yang menyediakan makanan tersebut. Menurut Injil, Al-Masih menggunakan
lima potong roti dan dua ikan, mengucap syukur, dan melalui lima potong roti
dan dua ikan ini Dia memberi makan kepada lima ribu orang, di samping wanita
dan anak-anak. Di sini Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas sebagai
Sang Pencipta melalui cara yang praktis. Al-Masih tidak pernah mengucapkan
kata-kata yang kosong; Dia melakukan apa yang Dia ajarkan dan menunjukkan
kehendak serta kasih-Nya melalui keajaiban-keajaiban yang besar dan luar biasa.
Pengungkap Rahasia
Dalam Al-Qur’an,
Muhammad menyatakan:
“Aku tidak mengatakan
kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku
mengetahui yang ghaib.” (Sura 6:50).
Lain halnya dengan
Al-Masih. Muhammad mengacu pada Isa Al-Masih dan mengatakan bahwa Al-Masihlah
yang mengetahui rahasia manusia dan dapat melihat apa yang tidak terlihat;
kemampuan-kemampuan seperti ini hanyalah dimiliki oleh Allah. Muhammad mengutip
Al-Masih di dalam Al-Quran:
“…dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya
pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika
kamu sungguh-sungguh beriman.” (Sura 3:49).
Muhammad menggambarkan
kapasitas Al-Masih sebagai Yang Maha Tahu, untuk mencela dan memberi peringatan
kepada para pengikutnya yang egois. Dia sangat jijik terhadap beberapa
pengikutnya dari Medinah karena mereka menyembunyikan makanan dan harta benda
di dalam rumah mereka, dan menolak untuk membagikan seluruh kekayaan mereka
dengan para imigran dari Mekah. Jadi dia memberi mereka peringatan bahwa
Al-Masih akan segera datang kembali sebagai Hakim, untuk memerintah pada Hari
Penghakiman. Muhammad mengakui bahwa Al-Masih akan mengetahui apa yang mereka
lakukan secara diam-diam di dalam rumah mereka. Dia akan mengetahui bukan hanya
apa yang mereka makan, tetapi juga apa yang mereka sembunyikan. Tidak ada yang
dapat lolos dari mata-Nya pada Hari Penghakiman. Tidak ada bukti yang lebih
besar lagi dari Muhammad mengenai keilahian Al-Masih selain apa yang dikatakannya
di sini. Dia mengakui bahwa Al-Masih mengetahui kebenaran yang tersembunyi dan
rahasia-rahasia di dalam hati manusia. Al-Masih mengetahui seluruh rahasia kita
secara rinci. Dia mengetahui perbuatan-perbuatan kita, yang baik maupun yang
buruk, karena Dia adalah Yang Maha Tahu. Tidak ada yang dapat disembunyikan
dari-Nya.
Pembuat UU yang Bijaksana
Kita membaca dalam
Al-Qur’an bahwa Al-Masih mengijinkan para pengikut-Nya untuk melakukan apa yang
dilarang menurut Hukum Musa. Al-Masih tidak memaksa mereka untuk memenuhi
seluruh peraturan Hukum Musa. Dalam Injil, Al-Masih dengan jelas mengatakan
bahwa makanan yang masuk ke dalam perut tidak akan menajiskan kita; segala
pikiran yang keluar dari hati kitalah yang membuat kita najis, “Karena dari
hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,
pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19). Al-Masih mengungkapkan
revolusi legislatif, karena Dia adalah Pemberi Hukum dan Pembuat UU Yang Mulia
yang mengambil hak dan otoritas untuk menyempurnakan dan melengkapi Hukum Musa.
Al-Qur’an mengkonfirmasikan hak istimewa yang unik dari Al-Masih ini; bahwa Dia
tidak tunduk di bawah Hukum, tetapi berkuasa di atasnya dan menyempurnakannya.
Musa, semua nabi, dan orang-orang lainnya dalam Perjanjian Lama hidup di bawah
Hukum Musa. Mereka diharapkan untuk hidup memenuhi tuntutan Hukum Musa, tetapi
Al-Masih memiliki otoritas dan kuasa untuk menyempurnakan dan melengkapinya.
Untuk alasan ini, Dia menyatakan dalam Al-Qur’an:
“Dan (aku datang
kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan
bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu.” (Sura 3:50).
Dalam Injil, Al-Masih
mengatakan,
“Kamu telah mendengar
firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi… Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Matius
5:38-44).
Pembaharu Hati dan Pikiran
Diberkatilah orang yang
menyadari bahwa Al-Masih bukan hanya sekedar manusia biasa atau seorang nabi
belaka, tetapi Seorang Pembuat UU Yang Mulia yang memiliki kuasa Allah. Maka
Muhammad diperintahkan malaikat untuk mencari petunjuk dari orang-orang yang
membaca Al Kitab, agar dia dapat mengerti arti wahyu yang diberikan kepadanya:
“Maka jika kamu berada
dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah
kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu.” (Sura 10:94).
Al-Masih tidak perlu
untuk bertanya guru-guru pada jaman Perjanjian Lama tentang rahasia dari Hukum
Musa, juga dia tidak perlu meminta penjelasan dari pesan Perjanjian Lama,
karena Diri Dia sendiri adalah Firman Allah dan Pembuat UU. Sebenarnya Al-Masih
adalah Hukum yang berinkarnasi. Dia memiliki hak untuk ditaati semua orang.
Al-Qur’an mengutip perkataan Al-Masih:
“Karena itu bertakwalah
kepada Allah dan ta’atlah kepadaku.” (Sura 3:50).
Semua manusia, Hindu,
Yahudi, Islam, dan para pengikut Al-Masih, harus mempelajari Injil dengan
seksama, menyimpannya dalam hati, dan mengikuti Al-Masih di dalam segala bagian
kehidupan mereka. Al-Masih memiliki hak dan otoritas untuk menuntut ketaatan
dari setiap orang! Al-Masih tidak hanya membimbing murid-murid-Nya kepada
Allah, tetapi Dia juga memanggil mereka untuk mengikuti Dia dan untuk
menerapkan ajaran-ajaran-Nya. Untuk alasan ini, Al-Qur’an menggambarkan para
pengikut Al-Masih dengan gambaran yang terbaik, seperti: Penolong-penolong
Allah, orang yang beriman, berserah (Islam), pengikut-pengikut-Nya dan martir
(Sura 3:52-53). Kita dapat membaca apa yang dikatakan tentang para pengikut-Nya
dalam Al-Qur’an:
“Kemudian Kami iringi di
belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra
Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.” (Sura 57:27).
Dalam Al-Qur’an, Allah
mengatakan:
“Hai Isa, sesungguhnya
Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku
serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang
yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian
hanya kepada Akulah kembalimu.” (Sura 3:55).
Ayat-ayat Al-Qur’an ini
menyatakan bahwa para pengikut Isa yang sejati termasuk dalam golongan orang
yang memiliki kelas yang lebih tinggi, lebih istimewa, dan lebih terhormat.
Mereka adalah orang-orang yang rendah hati, tidak ingin menyombongkan diri atau
menjadi tenar. Muhammad menyatakan:
“Dan sesungguhnya kamu
dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah
orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani’. Yang demikian
itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat
pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak
menyombongkan diri.” (Sura 5:82).
Kesaksian Al-Qur’an
menjelaskan keajaiban Al-Masih yang terbesar, yaitu menunjukkan kemampuan-Nya
untuk dengan diam-diam mengadakan perubahan politik dan sosial tanpa peperangan
ataupun tipu muslihat. Dia memperbaharui dan membuat orang berdosa menjadi
bertobat, mengubah mereka dari orang yang egois menjadi orang yang mengasihi,
dari pemimpin yang sombong menjadi hamba Tuhan yang rendah hati. Al-Masih
sendiri mengakui bahwa Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani
dan untuk memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Matius
20:28).
Setiap orang yang
membandingkan keajaiban Muhammad dengan keajaiban Al-Masih menemukan bahwa
tanda keajaiban dari Muhammad hanyalah berupa firman, di mana tanda keajaiban
dari Al-Masih berupa keajaiban-keajaiban yang berbentuk perbuatan yang
dilakukan atas dasar kasih dan rahmat.
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR