_bagian
pertama dari 6 artikel.
Oleh ; Abd Al Masih
[...mungkin saja anda pernah membaca artikel ini di website
lain karena artikel ini memang saya copy dari alamat website lain. Saya sengaja
tidak mengubah judul artikel dan isinya agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
memahami esensinya. Namun karena terlalu panjang, maka akan saya bagi dalam
beberapa bagian. Pembaca hendaknya membaca sampai habis untuk mendapatkan
manfaat yang utuh dari apa yang selama ini di-salah- mengerti-kan atau malah
sengaja di-sembunyi-kan oleh para sarjana muslim dan para mubaligh kepada umat
muslim dalam memahami Quran dan Injil. Sesuai dengan judulnya, “Pertanyaan Yang
Menuntut Jawaban”, maka sebagian besar pertanyaan yang selama ini tersimpan di
kepala anda akan terjawab di sini...selamat membaca]
Pendahuluan
Pada zaman yang serba
cepat saat ini, pesawat udara telah membawa benua-benua yang begitu jauh
menjadi lebih dekat. Banyak orang dapat bepergian dengan bebas ke negara-negara
lainnya. Kita telah menjadi “Desa Sedunia” (Global Village) – Produksi harian
dari buku, TV, dan radio telah mempengaruhi pemikiran semua orang, dan kadang
kala mengakibatkan orang menjadi bingung dan frustrasi. Dunia ini bising sekali
dengan segala macam masalah. Walaupun teknologi telah begitu majunya, tetap
saja muncul pertanyaan lama: Apakah kebenaran yang kekal itu? Jika kita saling
mendengarkan, kita dapat melebarkan wawasan kita dan akan mendapatkan jawaban
dari pertanyaan yang membingungkan ini.
I. SUATU PEMIKIRAN – PERTANYAAN YANG MENGHASUT
Pada suatu saat, seorang
hamba Tuhan diperbolehkan untuk sering mengunjungi suatu penjara di negara Arab;
di sini ia mengabarkan jalan kebenaran kepada para narapidana. Ia memiliki ijin
yang sah untuk mengunjungi siapa saja yang ingin mendengarkan pesan damai dari
Kebenaran yang dapat menyucikan hati dan mengubah pikiran. Hamba Tuhan tersebut
masuk ke kamar-kamar penjara tanpa satu pengawas pun, dan menolak untuk
dikawal. Ia percaya bahwa para narapidana hanya akan membuka diri mereka dengan
bebas di dalam suatu diskusi yang jujur jika mereka tidak diawasi. Ia memasuki
kamar-kamar mereka dengan berani dan duduk berbicara dengan mereka seorang
diri.
Dia juga pernah masuk ke
satu ruangan yang penuh dengan narapidana kelas berat yang dipenjarakan untuk
waktu yang lebih lama. Mereka telah mengenal dia dari kunjungan-kunjungan dia
sebelumnya dan sudah terbiasa untuk mendengar pesan-pesannya. Seusai
kunjungannya, mereka berdiskusi pesan-pesan yang disampaikannya selama
berhari-hari dengan semangat yang begitu besar.
Kali ini ketika dia
mengunjungi mereka, tiba-tiba mereka menutup pintu setelah dia masuk ke
ruangan, dan berkata, “Kami tidak akan melepaskan anda sampai anda secara jujur
menjawab pertanyaan kami.” Dia menjawab, “Saya datang kepada anda secara
sukarela, tanpa pengawal bersenjata. Saya siap untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan anda dari Firman Tuhan menurut apa yang saya ketahui.
Saya tidak dapat menjawab apa yang saya tidak ketahui.” Mereka berkata kepada
dia, “Kami tidak bertanya tentang rahasia dunia. Kami hanya ingin bertanya
kepada anda, sebagai orang yang jujur dan tulus, untuk memberikan kami jawaban
yang jelas terhadap perbandingan yang telah mengganggu kami: Siapa yang lebih
besar, Muhammad atau Al-Masih?”
Ketika hamba Tuhan
tersebut mendengar pertanyaan ini, dia berhenti sejenak untuk menarik nafas,
dan berkata kepada dirinya sendiri, ” Jika saya mengatakan ‘Muhammad lebih
besar,’ para narapidana yang berpihak pada Al-Masih akan menyerang saya. Dan
jika saya mengatakan, ‘Al-Masih lebih besar,’ para narapidana Islam akan
mencoba membunuh saya.” Dia tahu bahwa hinaan atau kata yang keras melawan Muhammad
dapat dianggap sebagai pelanggaran yang pantas mendapat hukuman mati. Hamba
Tuhan tersebut berdoa dalam hatinya, memohon agar Tuhan memberikan jawaban yang
bijaksana dan yang meyakinkan kepada para narapidana tersebut. Dan Roh Kudus
memimpin hamba Tuhan ini yang berdiri sendirian di antara para narapidana,
terkunci di dalam ruangan tersebut, untuk dengan rendah hati menyampaikan
jawaban yang jujur dan jelas.
Ketika hamba Tuhan
tersebut tidak langsung menjawab, karena dia sedang berdoa dalam hatinya, para
narapidana mendesak dia, “Jangan mengelak dari tanggung jawab anda. Jangan
menjadi pengecut. Beritahu kebenaran kepada kami. Kami berjanji bahwa anda
tidak akan disakiti, apapun yang akan anda katakan. Jangan bohongi kami, dan
jangan juga menyembunyikan pemikiran nurani anda tentang hal ini. Beritahu kami
kebenaran secara keseluruhan.” Hamba Tuhan itu menjawab, “Saya siap untuk
memberitahu kalian fakta-fakta yang sebenarnya. Pertanyaan yang kalian
lontarkan kepada saya bukanlah pelajaran yang telah saya siapkan untuk kalian.
Walaupun demikian, jika kalian memutuskan untuk mendengarkan perbandingan
antara Muhammad dan Al-Masih, saya tidak akan menyembunyikan kebenaran dari
kalian. Kalian seharusnya mengetahui bahwa saya tidak bertanggung jawab atas
hasil yang negatif karena pelajaran kita hari ini. Kalianlah yang bertanggung
jawab, karena kalian yang menuntut agar saya menjawab sebuah pertanyaan yang
bukan saja tidak saya lontarkan tetapi juga tidak ingin saya singgung.”
Hamba Tuhan itu
meneruskan, “Saya sendiri tidak akan mengatakan siapa yang terbesar. Saya akan
membiarkan keputusan ini dibuat oleh Al-Qur’an dan kumpulan Tradisi Islam
(Hadits). Mereka telah memberikan jawaban yang tegas dan meyakinkan. Kalian
mungkin ingin mengetahui apa yang Al-Qur’an katakan tentang kebenaran yang
tersembunyi ini, dan kebenaran ini akan membebaskan kalian.”
II. KELAHIRAN MUHAMMAD DAN AL-MASIH
Sudah menjadi
pengetahuan umum bahwa bapaknya Muhammad adalah Abdullah; dan ibunya, Aminah.
Muhammad lahir dari hubungan sepasang ayah dan ibu. Baik Al-Qur’an maupun
pakar-pakar Islam tidak menyatakan bahwa Muhammad dilahirkan dengan cara yang
supranatural. Kelahirannya tidak diwartakan oleh seorang malaikat, dan juga
tidak lahir oleh Kalimat Allah. Dia lahir dengan cara yang biasa, sama seperti
kita, yaitu karena hubungan sepasang ayah dan ibu.
Lain halnya dengan
Al-Masih, Al-Qur’an menyatakan beberapa kali bahwa Dia tidak dilahirkan secara
normal, seperti kita. Dia dikandung oleh Perawan Maryam tanpa hubungan dengan
seorang lelaki, karena Allah meniupkan Roh-Nya di dalamnya. Hal ini berarti Isa
Al-Masih adalah satu-satunya di seluruh dunia yang dilahirkan dari Kalimat
(Firman) Allah dan Roh Allah.
Sesungguhnya, sang
Mesias, Isa, Anak Maryam, duta besar Allah, adalah Firman-Nya yang Ia limpahkan
kepada Maryam; dan
“Sesungguhnya Al Masih,
‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh
dari-Nya.” (Sura 4:171).
“Kami tiupkan ke dalam
(tubuh)nya ruh dari Kami.” (Sura 21:91).
“Kami tiupkan ke dalam
rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami.” (Sura 66:12).
Al-Masih bukanlah
manusia biasa, tetapi Roh Tuhan yang berinkarnasi ke dalam tubuh manusia. Jadi,
Dia dilahirkan dari Roh Allah dan perawan Maryam. Sebaliknya, Muhammad
dilahirkan dari hubungan sepasang ayah dan ibu, sama seperti manusia lainnya.
Dia tidak dilahirkan dari Roh Allah.
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR