Dalam sebuah dialog antar agama sudah
semestinya berlaku hukum setara dan bukan hukum rimba sebagaimana yang terjadi
selama ini. Sebagai contoh konkret, silahkan anda berkunjung ke toko buku umum.
Cobalah cari buku-buku islam yang berisi kritik terhadap iman kristiani,
jumlahnya tak terhitung!. Namun hal berkebalikan justru terjadi, dimana dalam
rak buku-buku kristiani tidak ditemukan satupun buku yang berisi kritik-kritik
terhadap iman islam. Hal ini berakibat seolah telah menjadi preseden pembenaran
yang terbentuk di masyarakat luas bahwa ;
“apa yang ditulis sebagai kritik dalam buku muslim tersebut telah dianggap
sebagai kebenaran!!”
Namun
benarkah demikian? Sama sekali tidak!! Ternyata selama ini, tidak terhitung juga jumlah buku-buku
berupa jawaban atas berbagai kritik islam tersebut, namun tidak pernah bisa
diterbitkan dan atau dijual ke toko buku umum agar bisa dibaca secara luas
SEHINGGA KONDISI BERIMBANG!!
Namun
kenyataannya buku-buku tersebut hanya bisa diedarkan secara internal di
kalangan kristiani sendiri...itulah yang terjadi!
Mengapa
hal tersebut bisa terjadi demikian?
Anda
tentu ingat beberapa waktu berselang dengan “KEHEBOHAN” sebuah buku yang keberadaannya
sempat “menggegerkan” dan bikin seluruh umat islam di Indonesia “kebakaran jenggotnya” yang berjudul, “Seratus Kota Paling Berpengaruh Di Dunia” yang diterjemahkan dan diterbitkan penerbit Gramedia,
Jakarta yang lantas dipaksa untuk dimusnahkan dengan cara dibakar oleh umat
muslim dan penguasa di depan publik...karena
dituduh bahwa isinya telah “meenghina dan menghujat” islam!!
Hal
semacam itulah yang terjadi, islam itu anti kritik. Ini terjadi karena islam “sudah terlanjur” dikothbahkan sebagai agama paling baik, suci dan paling
benar, sehingga mereka beranggapan tidak ada cacat didalamnya. Namun ketika
disodorkan berbagai hal nyata yang “negatif” tentang
ajarannya, mereka lantas marah dan bertindak anarki karena semua hal tersebut
dianggap sebagai “penghujatan” dan “penghinaan”
bagi umat mereka dan pelakunya harus dihukum.
Implikasinya
jelas, para pengkritik dianggap menghujat islam walaupun yang diungkapkan
berupa hal yang benar sehingga harus menerima konsekuensi “aneh” model khas
islam ; “dibreidel atau menghadapi kekerasan umatnya!!”.
Namun di lain
pihak islam boleh mengkritik seenak perut tanpa bisa di sanggah siapapun melalui
sistem kekuasaan dan kritikan mereka tidak
mau dianggap dan dinilai sebagai penghujatan terhadap agama lain!! aneh bukan??
Itulah gambaran
nyata sebagai sebuah jawaban dari beberapa pertanyaan yang mengemuka diawal
pembahasan ini...
NAMUN
BELAKANGAN INI MEREKA BENAR-BENAR TELAH KETEMU BATUNYA KETIKA INTERNET SUDAH
MERAMBAH DAN DAPAT DIAKSES DARI SEANTERO PELOSOK WILAYAH DI INDONESIA SEHINGGA
HUJAN KRITIKAN DI DUNIA INTERNET KINI BERLANGSUNG BERIMBANG DAN HASILNYA
SUNGGUH SANGAT SESUAI DAN COCOK DENGAN APA YANG MEREKA KUATIRKAN SELAMA INI
BAHWA ;
MURTADIN KINI
SEMAKIN BERBONDONG-BONDONG BAHKAN PARA MUFTI DARI NEGERI TETANGGA
KITA(MALAYSIA) TELAH MENYATAKAN SUDAH KEHILANGAN AKAL UNTUK MEMBENDUNGNYA....
Namun umat
muslim di Indonesia rupanya ternyata tidak tinggal diam, mereka dengan segala
cara berupaya menekan pemerintah untuk membreidel semua situs yang berisi kebenaran
sejati dan kritik tentang islam, namun dilain pihak mereka malah menggunakan
cara yang sama secara bebas tanpa perlu di breidel, aneh bukan...? mereka
membreidel situs berisi kritik terhadap islam dan dengan alamat situs yang sama
diganti dengan isi kritikan terhadap kristiani...
ITULAH
SEBABNYA LAMAN SITUS WEB INI SELALU SAYA KLONING DENGAN DUA ALAMAT BARU
PERMINGGU AGAR BILA SUATU SAAT LAMAN SITUS INI DIBREIDEL, SITUS SAYA YANG LAIN
TETAP EKSIS DAN DAPAT DIAKSES SIAPAPUN... DENGAN BEGITU, KEBENARAN TETAP BISA
DIKABARKAN DAN
PENYESATAN DAPAT SEDIKIT DIBENDUNG...
“Quran adalah
kitab satu-satunya yang bertahan menghadapi segala peneropongan mikroskopis dan
teleskopis sekaligus”, ini adalah pernyataan
dua sarjana muslim kenamaan ; Dr Musa Qutub dan M Vasir Ali. Namun siapkah
mereka berdua dan umat muslim lainnya ketika kepada mereka diajukan sebuah pernyataan
akan kenyataan sejarah yang bertolak belakang dalam klaim lewat pernyataannya tersebut..??.
Sebagai salah satu contoh konkret ; - Alquran menyatakan : Mariam sebagai ibu biologis Almasih Isa adalah
saudara Harun yang juga berarti sebagai saudara Nabi Musa!! Namun kenyataan sejarah mengatakan bahwa : Mariam ibu biologis Almasih
Isa hidup di Abad Pertama Masehi, sedangkan Harun dan Nabi Musa hidup di Abad
16 Sebelum Masehi!!
Para sarjana muslim dan
umat muslim pasti akan marah dan akan menganggap pernyataan saya tersebut
sebagai bentuk “penghujatan” akidah serta sebagai bentuk “upaya pelecehan agama
islam!!”. Padahal kenyataannya adalah sebagai upaya meluruskan akidah. Karena sema
orang juga tahu bahwa Abad 16 Sebelum Masehi itu “dibatasi waktu” 1600 tahun!! alias 16 Abad!!
Anda boleh berkomentar apapun asal sopan, atau
langsung akan dihapus.
kitab taurot di turunkan kpd nabi MUSA
ReplyDeletekitab injil kpd nabi ISA
Kitab taurot untuk kaumnya nabi MUSA, Kemudian lambat laun kaumnya nabi MUSA menyimpang dari ajaran taurot kemudian di utuslah nabi ISA, Masa nabi ISA hidup di zaman nabi MUSA..... dan masa di zaman itu turun 2 kitab suci ????? kan ada istilah ORDE BARU sama ORDE LAMA' Masa orba bareng sama orla ????? skrang zamannya ORBA apa ORLA ?????
Jawabannya ada 3 :
1. saya pilih ORDE LAMA....
2.sampai KAYAMAT sy pilih ORDE BARU dan ORDE LAMA tdk di tinggalkan.....
3. HABIBI, MEGA, GUSDUR, SBY dan skrng JOKOWI ......... ORLA ,ORBA itu skrng hny sejarah, sekarang sih HUKUM PERATURAN SEMUA BERPATOKAN PADA JOKOWI, dan dia adalah UTUSAN / MANDAT DARI RAKYAT.........
yang jelas sih nabi Musa bukan orang arab Lhoo?
DeleteKitab injil itu sejarah yg ditulis para Rasul Tuhan/rabb Yesus Kristus Lhoo ?
Jadi AUWLOH tidak pernah menurunkan injil karena Tuhan/rabb Yesus Kristus itu sebagai injil
ALLAH Hanya mempercayakan Nabi-nabi NYA dan Firman NYA kepada Bangsa Israel , ALLAH TiDAK PERNAH Mempercayakan Nabi-nabi NYA atau Firman NYA kepada Bangsa Manapun
ReplyDelete