Monday, September 23, 2013

PADA SIAPA MUHAMAD BELAJAR ILMU AGAMA? [1]



[Artikel ini akan dibagi dalam 3(tiga) episode karena terlalu panjang, hendaknya pembaca membaca secara berurutan agar mendapatkan manfaat. Ada beberapa fakta unik yang akan anda temukan disini bila dibandingkan dengan kisah arus utama yang selama ini diajarkan kepada umat muslim perihal Muhamad]


Setelah begitu lama menggelandang menjadi penjaga ternak milik orang lain di padang gurun, akhirnya Abu Talib mendapatkan  pekerjaan yang lebih baik untuk Muhammad ketika usianya memasuki 25 tahun yaitu pada seorang janda saudagar Yahudi bernama Khadijah. Janda ini telah dua kali menikah. Suami terakhirnya seorang pedagang kaya raya telah meninggal, sehingga ia mewarisi kekayannnya.

Sepupu janda ini bernama Waraqah ibn Nawfal. Walaupun janda ini berdarah Yahudi namun data sejarah menunjukkan bahwa ternyata Waraqah, Khadijah, dan Muhammad berasal dari suku yang sama, Quraysh. Waraqah merupakan anak dari Nawfal, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, putera Qussayy. Khadijah, adalah puteri Khuwaylid, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, juga putera Qussayy. Khadijah menjadi isteri pertama Muhammad, putera Abdullah, putera Abdul Muttalib, putera Hashim, putera Abd Manaf, putera Qussayy.

Rupanya, dari ketiga orang inilah islam awal mula terbentuk, karena tanpa bantuan Waraqah dan janda ini mungkin saja faham islam tidak akan dapat muncul. Ketiga orang inilah yang sebenarnya paling bertanggungjawab atas semua akibat kerusakan dunia yang kini ditimbulkan oleh islam...

Khadijah rupanya tidak hanya ingin mempekerjakannya, tapi ia juga berangan-angan ingin menikahi Muhamad yang masih bujang yang dimatanya Muhammad punya perawakan yang dapat memikat sang janda ini. Sadarlah, kawan, dari sinilah nampaknya Muhamad ternyata terindikasi bisa baca-tulis dan berhitung jauh sebelum ia menyatakan diri sebagai(nabi). Karena tidak mungkin seseorang tanpa bisa baca-tulis dan berhitung bisa melakukan pekerjaan dagang bukan?

Namun ternyata, menikahi lelaki yang tidak sepadan merupakan larangan keras sesuai kultur adat istiadat dan tradisi Arab secara turun-temurun ketika itu, sehingga satu-satunya jalan maka janda ini harus berpikir keras membuat terobosan berupa skenario “rekayasa kondisi tertentu” agar sang paman Amr ibn Assad mau menyetujuinya. Persetujuan sang paman ini diperlukan janda tersebut karena ayahanda sang janda telah tewas dalam sebuah peperangan antar suku. Skenario tersebut haruslah membuat pria idamannya nampak spesial, sehingga membuat pamannya mengijinkan pernikahannya tersebut. Mohon pembaca memperhatikan ini, karena inilah titik awal mula islam terbentuk!! Yaitu nafsu sang janda untuk menikahi Muhamad dengan segala cara!! Kemudian, kesempatan emas itu datanglah! Dan Khadijah tidak menyia-nyiakannya!! Suatu hari, sesuai “skenario” yang telah disusun sebelumnya, dia(Khadijah) mesti sedang berada  diluar rumahnya bersama para pembantu yang sengaja mengawasi dan menunggu kedatangan konvoi karavan Muhammad. Ketika konvoi hampir sampai, maka dikesankanlah seolah-olah muncul di cakrawala sekelompok awan yang sedang melintas (saat itu memang sering muncul berarak-arak awan yang merupakan kejadian biasa) menutupi matahari. Kesempatan ini digunakan sang janda untuk menjalankan skenarionya. Lantas dia berteriak seperti rencana awal ;  “Lihatlah! Itu Alloh tercinta yang mengirim dua malaikat untuk menjaganya!”

Namun ketika para pembantunya berusaha untuk mencoba dan memfokuskan mata untuk melihat sejauh mereka mampu akan keberadaan kedua malaikat seperti yang diteriakkan sang majikan, tetap saja tidak dapat mereka lihat karena ini memang bagian dari skenario. Karena telah tahu skenario sang majikan akan hasrat majikan mereka pada Muhammad, mereka akhirnya ikut-ikutan berteriak-teriak keras mengikuti majikannya. Hal ini diperlukan semata untuk menaikan derajat Muhammad yang dikesankan seolah-olah Muhammad disertai malaikat agar menjadi perhatian sang paman.

Ternyata Khadijah juga tidak mal-malu untuk menawarkan dirinya kepada Muhammad melalui Maisara, budak kepercayaannya. Setali tiga uang, Muhammad tidak mau membuang kesempatan emas ini, sehingga dia langsung menerimanya. Kemudian, sesuai tradisi Arab, dia tinggal melamar secara resmi pada Amr ibn Assad, paman sang janda yang bertindak sebagai pelindungnya.

Sesuai tradisi, Abu Talib dan Hamzah, dua paman Muhammad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana Khadijah secara sengaja diam-diam membuat skenario lanjutan berupa pesta tanpa diketahui oleh sang paman, untuk apa pesta tersebut dilaksanakan. Khadijah memang sengaja tidak memberitahukan semua ini kepada sang paman. Dan sesuai skenario, dia akan dengan sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Ketika semua sudah hadir, Muhammad meminta ijin Ibn Assad untuk menikahi keponakannya(Khaidjah). Karena kaget mendengarnya, sang paman murka, mencak-mencak lantas menolaknya..

Paman sang janda menjelaskan bahwa semuanya tidak cocok dengan mengemukakan berbagai fakta : usia Muhammad, fakta bahwa dia itu anak buahnya dan diatas itu semua dia(Muhamad) tidak punya cukup uang untuk menikahi keponakannya yang kaya raya. Yang terlintas dalam pikiran sang paman bahwa perkawinan ini hanya akan menguras kekayaan Khadijah, bukan untuk menjaganya dalam keluarga. Kisah berikutnya akan membuktikan bahwa perkataan orang tua ini benar adanya...

Khadijah ternyata sudah mempersiapkan diri akan reaksi pamannya ini sehingga terpaksa menggunakan “rencana cadangan” dengan terus-menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk kepayang dan tak sadar akan apa yang terjadi. Kemudian setelah yakin sang paman mabok tak sadarkan diri, maka Khadijah memberi tanda kepada Abu Talib agar langsung pidato untuk menerangkan berbagai kehebatan Muhammad, setelah itu Khadijah sendiri yang melanjutkan pidatonya, menerangkan bagaimana para malaikat telah melindungi dia dari panas matahari dengan awan-awan juga membesar-besarkan semua pekerjaan Muhammad baginya dalam perdagangan lantas mendesak pamannya untuk mengakui semua itu dan menerimanya sebagai menantu.

Selanjutnya sesuai skenario, semua yang hadir meminta Amr ibn Assad untuk menjawab lamaran Muhamad dalam kondisi diketika beliau masih mabuk dan tidak sadar akan apa yang diucapkannya yang ternyata menyetujui pernikahan itu. Waraqah ibn Nawfal juga menjawabnya, lantas Muhammad langsung mengenakan hadiah jubah pada paman sang janda yang menurut tradisi Arab calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Lantas tidak menyia-nyiakan kesempatan, Khadijah langsung menandatangani sertifikat pernikahannya sebelum sang pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan pernikahan ini sah sesuai adat.... yang tercatat terjadi pada 595 M ketika Muhammad berusia 25 tahun sedangkan  pengantin perempuannya berusia 40 tahun.

Pernikahan kontroversial tersebut tak luput dicatat dalam Hadist Tabari ; “Khadijah mengirim pesan kepada Muhammad, mengundangnya untuk mengambil dia. Dia memanggil pamannya untuk datang kerumahnya, memberinya arak hingga mabuk, memberi parfum, memakaikan pakaian pesta padanya dan lalu memotong seekor sapi. Lalu dia undang Muhammad dan pamannya. Ketika mereka datang, pamannya menikahkan Muhammad dengannya. Ketika dia sadar dari mabuknya, dia berkata, “...daging apa ini, parfum ini dan pakaian ini?” Dia menjawab, “...kau telah menikahkanku pada Muhammad bin Abdullah”. “Aku tidak melakukan itu!!” katanya. “Akankah kulakukan ini ketika orang-orang terhebat di Mekah memintamu dan aku tidak setuju, kenapa aku berikan kau pada seorang gelandangan? ” (Persian Tabari v. 3 p.832)

Sementara itu di pihak Muhammad menjawab dengan marah bahwa persekutuan ini telah diatur oleh anak perempuannya sendiri. Orang tua itu marah dan menarik pedang, demikian juga pihak kerabat Muhammad yang juga menarik pedang mereka. Darah akan mengalir jika saja Khadijah tidak menyatakan cintanya pada Muhammad agar diketahui banyak orang dan “mengakui” bahwasanya memang dialah yang telah mengatur semua  sesuai skenario yang dia buat. Amr ibn Asaad lalu menenangkan diri, sampai akhirnya dia akhirnya menyerah walaupun telah di bohongi dan memilih melakukan rekonsiliasi. [bersambung ke episode 2].

4 comments:

  1. hahaha,,,, busuk,, sejarahnya ngaco, kaya injil yang sekarang ngaco ngaco,,, haha
    kalau dulu yang merusak injil tuh orang2 bodoh,, eh sekarang yang merusak sejarah juga sama ternyata, orang bodoh pula,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba jelaskan yang benar seperti apa, yang pasti dengan perspektif netral ya, biar kita sama2 belajar.. tks

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Dari mana kisah diatas diperoleh? Apakah ada rujukan sumbernya yg absah? Atau mungkin cerita sepihak yg dikarang saja.sama seperti injil yg banyak kontradiksi ayatnya antara satu dgn yg lain krn dikarang ceritanya olh orang2 yg berbeda.injil itu bukan kitab suci tp kumpulan cerita yg dikarang org kmdn dijadikan satu buku.sejarah penyaliban yesus dlm injil sj berbeda2 krn yg mengarang ceritanya hanya mendengar dr crt org lain bukan sbg saksi mata.bgmn lg dgn sejarah nabi Muhammad diatas bs dipercaya kebenarannya? Sdgkan sejarah yesus yg dijadikan tuhan sj bisa diplintir..aplg sejarah org lain yg bukan tuhan sdh pasti dibelokkan..tuhannya saja bs ditelanjangi dan digantung, apalagi yg bukan tuhan.kejam ya manusia ini tuhannya sj disiksa..cckk..cckk..ckkk..

    ReplyDelete

SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR