[Artikel ini akan dibagi dalam 3(tiga) episode karena terlalu panjang,
hendaknya pembaca membaca secara berurutan agar mendapatkan manfaat. Ada
beberapa fakta unik yang akan anda temukan disini bila dibandingkan dengan
kisah arus utama yang selama ini diajarkan kepada umat muslim perihal Muhamad]
Setelah begitu lama menggelandang menjadi
penjaga ternak milik orang lain di padang gurun, akhirnya Abu Talib mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik untuk Muhammad
ketika usianya memasuki 25 tahun yaitu pada seorang janda saudagar Yahudi bernama Khadijah.
Janda ini telah dua kali menikah. Suami terakhirnya seorang pedagang kaya raya
telah meninggal, sehingga ia mewarisi kekayannnya.
Sepupu janda ini bernama Waraqah
ibn Nawfal. Walaupun janda ini berdarah Yahudi namun data sejarah
menunjukkan bahwa ternyata Waraqah, Khadijah, dan Muhammad berasal dari suku
yang sama, Quraysh. Waraqah merupakan anak dari Nawfal, putera Assad, putera
Abdul ‘Uzzah, putera Qussayy. Khadijah, adalah puteri Khuwaylid, putera Assad,
putera Abdul ‘Uzzah, juga putera Qussayy. Khadijah menjadi isteri pertama
Muhammad, putera Abdullah, putera Abdul Muttalib, putera Hashim, putera Abd
Manaf, putera Qussayy.
Rupanya, dari ketiga orang inilah islam awal mula
terbentuk, karena tanpa bantuan Waraqah dan janda ini mungkin saja faham islam
tidak akan dapat muncul. Ketiga orang inilah yang sebenarnya paling bertanggungjawab
atas semua akibat kerusakan dunia yang kini ditimbulkan oleh islam...
Khadijah rupanya tidak hanya ingin
mempekerjakannya, tapi ia juga berangan-angan ingin menikahi Muhamad yang masih
bujang yang dimatanya Muhammad punya perawakan yang dapat memikat sang janda
ini. Sadarlah, kawan, dari sinilah nampaknya Muhamad ternyata terindikasi bisa
baca-tulis dan berhitung jauh sebelum ia menyatakan diri sebagai(nabi). Karena
tidak mungkin seseorang tanpa bisa baca-tulis dan berhitung bisa melakukan pekerjaan
dagang bukan?
Namun ternyata, menikahi lelaki yang tidak
sepadan merupakan larangan keras sesuai kultur adat istiadat dan tradisi Arab secara
turun-temurun ketika itu, sehingga satu-satunya jalan maka janda ini harus
berpikir keras membuat terobosan berupa skenario “rekayasa kondisi tertentu”
agar sang paman Amr ibn Assad mau menyetujuinya. Persetujuan sang paman ini
diperlukan janda tersebut karena ayahanda sang janda telah tewas dalam sebuah peperangan
antar suku. Skenario tersebut haruslah membuat pria idamannya nampak spesial, sehingga
membuat pamannya mengijinkan pernikahannya tersebut. Mohon pembaca
memperhatikan ini, karena inilah titik awal mula islam terbentuk!! Yaitu nafsu
sang janda untuk menikahi Muhamad dengan segala cara!! Kemudian, kesempatan emas
itu datanglah! Dan Khadijah tidak menyia-nyiakannya!! Suatu hari, sesuai
“skenario” yang telah disusun sebelumnya, dia(Khadijah) mesti sedang berada diluar rumahnya bersama para pembantu yang sengaja
mengawasi dan menunggu kedatangan konvoi karavan Muhammad. Ketika konvoi hampir
sampai, maka dikesankanlah seolah-olah muncul di cakrawala sekelompok awan yang
sedang melintas (saat itu memang sering muncul berarak-arak awan yang merupakan
kejadian biasa) menutupi matahari. Kesempatan ini digunakan sang janda untuk
menjalankan skenarionya. Lantas dia berteriak seperti rencana awal ; “Lihatlah! Itu Alloh tercinta yang mengirim
dua malaikat untuk menjaganya!”
Namun ketika para pembantunya berusaha
untuk mencoba dan memfokuskan mata untuk melihat sejauh mereka mampu akan
keberadaan kedua malaikat seperti yang diteriakkan sang majikan, tetap saja
tidak dapat mereka lihat karena ini memang bagian dari skenario. Karena telah
tahu skenario sang majikan akan hasrat majikan mereka pada Muhammad, mereka akhirnya
ikut-ikutan berteriak-teriak keras mengikuti majikannya. Hal ini diperlukan
semata untuk menaikan derajat Muhammad yang dikesankan seolah-olah Muhammad
disertai malaikat agar menjadi perhatian sang paman.
Ternyata Khadijah juga tidak mal-malu untuk
menawarkan dirinya kepada Muhammad melalui Maisara, budak kepercayaannya.
Setali tiga uang, Muhammad tidak mau membuang kesempatan emas ini, sehingga dia
langsung menerimanya. Kemudian, sesuai tradisi Arab, dia tinggal melamar secara
resmi pada Amr ibn Assad, paman sang janda yang bertindak sebagai pelindungnya.
Sesuai tradisi, Abu Talib dan Hamzah, dua
paman Muhammad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana Khadijah
secara sengaja diam-diam membuat skenario lanjutan berupa pesta tanpa diketahui
oleh sang paman, untuk apa pesta tersebut dilaksanakan. Khadijah memang sengaja
tidak memberitahukan semua ini kepada sang paman. Dan sesuai skenario, dia akan
dengan sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Ketika semua
sudah hadir, Muhammad meminta ijin Ibn Assad untuk menikahi keponakannya(Khaidjah).
Karena kaget mendengarnya, sang paman murka, mencak-mencak lantas menolaknya..
Paman sang janda menjelaskan bahwa
semuanya tidak cocok dengan mengemukakan berbagai fakta : usia Muhammad, fakta
bahwa dia itu anak buahnya dan diatas itu semua dia(Muhamad) tidak punya cukup
uang untuk menikahi keponakannya yang kaya raya. Yang terlintas dalam pikiran
sang paman bahwa perkawinan ini hanya akan menguras kekayaan Khadijah, bukan
untuk menjaganya dalam keluarga. Kisah berikutnya akan membuktikan bahwa
perkataan orang tua ini benar adanya...
Khadijah ternyata sudah mempersiapkan diri
akan reaksi pamannya ini sehingga terpaksa menggunakan “rencana cadangan”
dengan terus-menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk kepayang dan
tak sadar akan apa yang terjadi. Kemudian setelah yakin sang paman mabok tak
sadarkan diri, maka Khadijah memberi tanda kepada Abu Talib agar langsung
pidato untuk menerangkan berbagai kehebatan Muhammad, setelah itu Khadijah
sendiri yang melanjutkan pidatonya, menerangkan bagaimana para malaikat telah
melindungi dia dari panas matahari dengan awan-awan juga membesar-besarkan
semua pekerjaan Muhammad baginya dalam perdagangan lantas mendesak pamannya
untuk mengakui semua itu dan menerimanya sebagai menantu.
Selanjutnya sesuai skenario, semua yang
hadir meminta Amr ibn Assad untuk menjawab lamaran Muhamad dalam kondisi
diketika beliau masih mabuk dan tidak sadar akan apa yang diucapkannya yang ternyata
menyetujui pernikahan itu. Waraqah ibn Nawfal juga menjawabnya, lantas Muhammad
langsung mengenakan hadiah jubah pada paman sang janda yang menurut tradisi
Arab calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Lantas
tidak menyia-nyiakan kesempatan, Khadijah langsung menandatangani sertifikat
pernikahannya sebelum sang pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan
pernikahan ini sah sesuai adat.... yang tercatat terjadi pada 595 M ketika
Muhammad berusia 25 tahun sedangkan pengantin perempuannya berusia 40 tahun.
Pernikahan kontroversial tersebut tak luput
dicatat dalam Hadist Tabari ; “Khadijah mengirim pesan kepada Muhammad,
mengundangnya untuk mengambil dia. Dia memanggil pamannya untuk datang
kerumahnya, memberinya arak hingga mabuk, memberi parfum, memakaikan pakaian
pesta padanya dan lalu memotong seekor sapi. Lalu dia undang Muhammad dan
pamannya. Ketika mereka datang, pamannya menikahkan Muhammad dengannya. Ketika
dia sadar dari mabuknya, dia berkata, “...daging apa ini, parfum ini dan
pakaian ini?” Dia menjawab, “...kau telah menikahkanku pada Muhammad bin
Abdullah”. “Aku tidak melakukan itu!!” katanya. “Akankah kulakukan ini ketika
orang-orang terhebat di Mekah memintamu dan aku tidak setuju, kenapa aku
berikan kau pada seorang gelandangan? ” (Persian Tabari v. 3 p.832)
Sementara itu di pihak Muhammad menjawab
dengan marah bahwa persekutuan ini telah diatur oleh anak perempuannya sendiri.
Orang tua itu marah dan menarik pedang, demikian juga pihak kerabat Muhammad
yang juga menarik pedang mereka. Darah akan mengalir jika saja Khadijah tidak
menyatakan cintanya pada Muhammad agar diketahui banyak orang dan “mengakui”
bahwasanya memang dialah yang telah mengatur semua sesuai skenario yang dia buat. Amr ibn Asaad
lalu menenangkan diri, sampai akhirnya dia akhirnya menyerah walaupun telah di
bohongi dan memilih melakukan rekonsiliasi. [bersambung ke episode 2].
hahaha,,,, busuk,, sejarahnya ngaco, kaya injil yang sekarang ngaco ngaco,,, haha
ReplyDeletekalau dulu yang merusak injil tuh orang2 bodoh,, eh sekarang yang merusak sejarah juga sama ternyata, orang bodoh pula,,,
coba jelaskan yang benar seperti apa, yang pasti dengan perspektif netral ya, biar kita sama2 belajar.. tks
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteDari mana kisah diatas diperoleh? Apakah ada rujukan sumbernya yg absah? Atau mungkin cerita sepihak yg dikarang saja.sama seperti injil yg banyak kontradiksi ayatnya antara satu dgn yg lain krn dikarang ceritanya olh orang2 yg berbeda.injil itu bukan kitab suci tp kumpulan cerita yg dikarang org kmdn dijadikan satu buku.sejarah penyaliban yesus dlm injil sj berbeda2 krn yg mengarang ceritanya hanya mendengar dr crt org lain bukan sbg saksi mata.bgmn lg dgn sejarah nabi Muhammad diatas bs dipercaya kebenarannya? Sdgkan sejarah yesus yg dijadikan tuhan sj bisa diplintir..aplg sejarah org lain yg bukan tuhan sdh pasti dibelokkan..tuhannya saja bs ditelanjangi dan digantung, apalagi yg bukan tuhan.kejam ya manusia ini tuhannya sj disiksa..cckk..cckk..ckkk..
ReplyDelete