Thursday, August 1, 2013

AKHIRNYA SAHABAT SAYA MENGIKUTI JEJAK SAYA DENGAN CARA YANG UNIK



Dua hari yang lalu Dul yang tinggal di Tangerang, yakni sahabat saya datang berkunjung ke tempat tinggal saya di Lenteng Agung Jakarta. Karena sudah lama tidak ketemu, maka obrolan dan pembicaraan terasa semakin seru saja. Dari membicarakan ketidak becusan pemerintah mengurus negeri ini sampai hal-hal sepele macem got mampet dan jalanan yang rusak di segala medan.

Namun kehangatan obrolan kami sedikit terusik ketika sahabat tersebut menyalakan tabletnya dan memperlihatkan sebuah alamat situs : www.sangtimur.blogspot.com.  Kami lantas menyimak berbagai macem artikel bersama-sama, lantas dia bertanya, “...kira-kira sampeyan tahu nggak siapa orang yang bikin situs ini? Sampeyan kan tinggal di Lenteng Agung, dan kebetulan pemiliknya mengklaim tinggal di wilayah yang sama dengan sampeyan!”.

“...walah, Lenteng Agung itu kan luas, emangnya kalau sudah ketemu mau mbok apain orangnya?” tanya saya berlagak pilon. Dengan tegas dia menjawab, “..arep tak keprukk endase!! Atau diobong kayak yang menimpa Omega Suparno itu...soale ini penghinaan, bayangin aja kalo sampeyan di pihak muslim, sampeyan pasti akan melakukan hal yang sama bukan?”. Lantas saya mengangguk mantap tanda setuju. Tapi saya lantas bertanya padanya, “..sebelum saya membantumu mencari orang yang mbok cari itu, mbok saya dikasih tahu bagian mana dari artikel-artikel tersebut yang mbok anggap menghina?”.

Dengan gesit ia membuka satu persatu artikel dan menunjukkan ayat-ayat suci Alquran dan hadist sahih yang dikutip dalam artikel di situs tersebut.  Saya diminta mencatat semua yang ditunjukkan sahabat saya tersebut dengan hati-hati, dan perlu waktu hampir satu jam untuk mencatatnya secara manual. “apa sudah semuanya”, tanyaku padanya sambil menghela napas. “kayaknya sudah deh mas!”,jawabnya.

Lantas saya ambil Alquran pemberiannya sekitar dua puluh tahun yang lalu. “Hloh, itu kan yang saya kasih sampeyan dulu, sampeyan masih menyimpannya? Kan sampeyan sudah murtad!”, begitu dia nampak agak merasa aneh melihat saya. “Saya tidak akan pernah membuang barang pemberian orang lain walaupun saya tidak menyukainya. Dan ini saya malah punya beberapa buku hadist sahih pemberian temen saya yang lain”, jawab saya. Dia hanya geleng-geleng kepala. “Oke, mari kita verifikasi bareng-bareng, apakah memang pemilik situs ini ngawur atau mengatakan yang benar dalam artikelnya. Saya akan bantu kamu sampe ketemu bila memang pemilik situs ini ngawur, saya banyak kenal preman dan para begajulan di daerah ini, pasti saya akan bantu dengan memanfaatkan mereka, ndak lama pasti ketemu.. tapi apa konsekuensinya buatmu kalau memang yang dikutip penulisnya benar?”, saya menantangnya. “Saya mempertimbangkan untuk murtad kayak sampeyan...”, katanya lirih. “Baiklah, murtad atau tidak, itu urusanmu dengan yang Maha Kuasa, tidak ada orang lain yang berhak mempengaruhinya...termasuk saya sekalipun!!”, begitu kata saya.

Investigasi dan verifikasi dimulai, saya yang kebagian membolak-balik halaman Alquran dan beberapa buku hadist sahih, dia yang memverifikasinya dalam artikel yang dimuat situs tersebut. Ketika sudah hampir larut malam baru selesai. Saya diam saja, namun dia nampak gelisah dan mulai tidak nyaman seperti orang kegerahan, padahal ruang tamu saya dilengkapi AC yang saya setel  pada suhu 18 derajat Celcius. Kami berdua tidak menemukan satupun ayat ataupun hadist sahih yang dikutip dalam setiap artikel di situs tersebut yang salah. Semua kutipannya ternyata benar. Artinya, pemilik situs tidak melakukan fitnah dan tidak menghina, karena semua yang dikutip ada tertulis dalam Alquran dan hadist sahih. Sahabat baik saya tersebut hanya bisa diam sambil sesekali nyeruput sekoteng. Lama sekali kami hening dan tidak ada yang berucap sepatah katapun...

 “Jadi apa kesimpulanmu? Masih pengen nyari pemilik situs, dan ngepruk kepalanya??”, tanya saya memecah keheningan... dia hanya menatap saya, mengangkat bahunya sambil menghela napas panjang. “Saya tidak habis pikir, mas, kenapa saya selama ini dibutakan, seolah tidak tahu bahwa ada begitu banyak ayat suci yang begitu.....”, dia nampak bingung mencari lanjutan kalimat yang pas dan akhirnya malah justru tidak melanjutkan kalimatnya.  Lantas saya bilang, “Saya dahulu juga begitu....semua melalui proses panjang. Sulit menerima kenyataan yang bertolak belakang dengan yang diajarkan pada kita dulu yang justru ditemukan belakangan, tabahkan hatimu!! Merenunglah...cari waktu dan tempat yang baik untuk berpikir jernih dan memutuskannya... jangan terburu-buru, saya pernah mengalaminya sendiri. Percayalah...akan ada kelegaan luar biasa kelak ketika kamu telah menemukan kesetimbangan iman...”.

“Baik mas, saya tidak akan mempermasalahkan tentang situs ini lagi, saya pamit dan ini saya bawa...”, begitulah, ia pamit sambil menenteng Alkitab punya saya.
“okelah, ati-ati...tapi ngomong-ngomong, kalau seandainya pemilik situs tersebut ada di hadapanmu saat ini, apa yang akan kamu perbuat..?”, tanya saya. Tanpa menjawab dia menggeleng sambil mengangkat bahunya. “Sekalipun itu saya sendiri..??”, saya melanjutkan kalimat saya, namun dia masih termangu dan tidak menjawab. “Saya baru percaya bahwa pemilik situs itu sampeyan, kalau apa yang terjadi malam ini diposting dalam tiga hari kedepan, dan saya akan sangat berterimakasih karena telah mendapatkan ‘shirathal mustaqiim’ yang selama ini saya kejar justru dari sampeyan...”, selesai mengatakannya dia masuk ke mobilnya lantas meninggalkan halaman rumah saya...  

Mungkin sahabat saya menganggap saya hanya bercanda, tapi dalam dua hari terakhir ini saya bergumul dalam situasi yang sangat tidak nyaman. Memposting kisah pertemuan tersebut atau tidak. Bila saya memposting, bisa saja saya seperti bunuh diri, karena bisa saja sahabat saya tersebut telah ber ‘taqqiya’ dan akhirnya dengan mudah membunuh saya...

Akhirnya saya baru memutuskan untuk memposting kisah pertemuan dua hari yang lalu dengan Dul sahabat saya, setelah tadi pagi ia telepon saya yang menyatakan dia sudah tidak shalat tarawih semalem, tidak shalat 5 waktu dan tidak mengikuti puasa ramadhan mulai hari ini. Saya yang justru deg-degan dan berkecamuk perasaan saya. Terus terang saya justru takut kehilangan sahabat saya tersebut bila sampai dia ketahuan oleh orang lain perihal yang dilakukannya...karena justru dia bisa saja terbunuh tanpa alasan jelas...........   Semoga semua makhluk berbahagia.... 

3 comments:

  1. bila kisah dalam artikel ini memang benar terjadi, saya ikut bersuka-cita...

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR