Monday, October 7, 2013

PERTANYAAN YANG MENUNTUT JAWABAN


_bagian pertama dari 6 artikel.
Oleh ; Abd Al Masih
[...mungkin saja anda pernah membaca artikel ini di website lain karena artikel ini memang saya copy dari alamat website lain. Saya sengaja tidak mengubah judul artikel dan isinya agar tidak menimbulkan kesalahan dalam memahami esensinya. Namun karena terlalu panjang, maka akan saya bagi dalam beberapa bagian. Pembaca hendaknya membaca sampai habis untuk mendapatkan manfaat yang utuh dari apa yang selama ini di-salah- mengerti-kan atau malah sengaja di-sembunyi-kan oleh para sarjana muslim dan para mubaligh kepada umat muslim dalam memahami Quran dan Injil. Sesuai dengan judulnya, “Pertanyaan Yang Menuntut Jawaban”, maka sebagian besar pertanyaan yang selama ini tersimpan di kepala anda akan terjawab di sini...selamat membaca]


Pendahuluan
Pada zaman yang serba cepat saat ini, pesawat udara telah membawa benua-benua yang begitu jauh menjadi lebih dekat. Banyak orang dapat bepergian dengan bebas ke negara-negara lainnya. Kita telah menjadi “Desa Sedunia” (Global Village) – Produksi harian dari buku, TV, dan radio telah mempengaruhi pemikiran semua orang, dan kadang kala mengakibatkan orang menjadi bingung dan frustrasi. Dunia ini bising sekali dengan segala macam masalah. Walaupun teknologi telah begitu majunya, tetap saja muncul pertanyaan lama: Apakah kebenaran yang kekal itu? Jika kita saling mendengarkan, kita dapat melebarkan wawasan kita dan akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang membingungkan ini.
I. SUATU PEMIKIRAN – PERTANYAAN YANG MENGHASUT
Pada suatu saat, seorang hamba Tuhan diperbolehkan untuk sering mengunjungi suatu penjara di negara Arab; di sini ia mengabarkan jalan kebenaran kepada para narapidana. Ia memiliki ijin yang sah untuk mengunjungi siapa saja yang ingin mendengarkan pesan damai dari Kebenaran yang dapat menyucikan hati dan mengubah pikiran. Hamba Tuhan tersebut masuk ke kamar-kamar penjara tanpa satu pengawas pun, dan menolak untuk dikawal. Ia percaya bahwa para narapidana hanya akan membuka diri mereka dengan bebas di dalam suatu diskusi yang jujur jika mereka tidak diawasi. Ia memasuki kamar-kamar mereka dengan berani dan duduk berbicara dengan mereka seorang diri.
Dia juga pernah masuk ke satu ruangan yang penuh dengan narapidana kelas berat yang dipenjarakan untuk waktu yang lebih lama. Mereka telah mengenal dia dari kunjungan-kunjungan dia sebelumnya dan sudah terbiasa untuk mendengar pesan-pesannya. Seusai kunjungannya, mereka berdiskusi pesan-pesan yang disampaikannya selama berhari-hari dengan semangat yang begitu besar.
Kali ini ketika dia mengunjungi mereka, tiba-tiba mereka menutup pintu setelah dia masuk ke ruangan, dan berkata, “Kami tidak akan melepaskan anda sampai anda secara jujur menjawab pertanyaan kami.” Dia menjawab, “Saya datang kepada anda secara sukarela, tanpa pengawal bersenjata. Saya siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anda dari Firman Tuhan menurut apa yang saya ketahui. Saya tidak dapat menjawab apa yang saya tidak ketahui.” Mereka berkata kepada dia, “Kami tidak bertanya tentang rahasia dunia. Kami hanya ingin bertanya kepada anda, sebagai orang yang jujur dan tulus, untuk memberikan kami jawaban yang jelas terhadap perbandingan yang telah mengganggu kami: Siapa yang lebih besar, Muhammad atau Al-Masih?”
Ketika hamba Tuhan tersebut mendengar pertanyaan ini, dia berhenti sejenak untuk menarik nafas, dan berkata kepada dirinya sendiri, ” Jika saya mengatakan ‘Muhammad lebih besar,’ para narapidana yang berpihak pada Al-Masih akan menyerang saya. Dan jika saya mengatakan, ‘Al-Masih lebih besar,’ para narapidana Islam akan mencoba membunuh saya.” Dia tahu bahwa hinaan atau kata yang keras melawan Muhammad dapat dianggap sebagai pelanggaran yang pantas mendapat hukuman mati. Hamba Tuhan tersebut berdoa dalam hatinya, memohon agar Tuhan memberikan jawaban yang bijaksana dan yang meyakinkan kepada para narapidana tersebut. Dan Roh Kudus memimpin hamba Tuhan ini yang berdiri sendirian di antara para narapidana, terkunci di dalam ruangan tersebut, untuk dengan rendah hati menyampaikan jawaban yang jujur dan jelas.
Ketika hamba Tuhan tersebut tidak langsung menjawab, karena dia sedang berdoa dalam hatinya, para narapidana mendesak dia, “Jangan mengelak dari tanggung jawab anda. Jangan menjadi pengecut. Beritahu kebenaran kepada kami. Kami berjanji bahwa anda tidak akan disakiti, apapun yang akan anda katakan. Jangan bohongi kami, dan jangan juga menyembunyikan pemikiran nurani anda tentang hal ini. Beritahu kami kebenaran secara keseluruhan.” Hamba Tuhan itu menjawab, “Saya siap untuk memberitahu kalian fakta-fakta yang sebenarnya. Pertanyaan yang kalian lontarkan kepada saya bukanlah pelajaran yang telah saya siapkan untuk kalian. Walaupun demikian, jika kalian memutuskan untuk mendengarkan perbandingan antara Muhammad dan Al-Masih, saya tidak akan menyembunyikan kebenaran dari kalian. Kalian seharusnya mengetahui bahwa saya tidak bertanggung jawab atas hasil yang negatif karena pelajaran kita hari ini. Kalianlah yang bertanggung jawab, karena kalian yang menuntut agar saya menjawab sebuah pertanyaan yang bukan saja tidak saya lontarkan tetapi juga tidak ingin saya singgung.”
Hamba Tuhan itu meneruskan, “Saya sendiri tidak akan mengatakan siapa yang terbesar. Saya akan membiarkan keputusan ini dibuat oleh Al-Qur’an dan kumpulan Tradisi Islam (Hadits). Mereka telah memberikan jawaban yang tegas dan meyakinkan. Kalian mungkin ingin mengetahui apa yang Al-Qur’an katakan tentang kebenaran yang tersembunyi ini, dan kebenaran ini akan membebaskan kalian.”
II. KELAHIRAN MUHAMMAD DAN AL-MASIH
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bapaknya Muhammad adalah Abdullah; dan ibunya, Aminah. Muhammad lahir dari hubungan sepasang ayah dan ibu. Baik Al-Qur’an maupun pakar-pakar Islam tidak menyatakan bahwa Muhammad dilahirkan dengan cara yang supranatural. Kelahirannya tidak diwartakan oleh seorang malaikat, dan juga tidak lahir oleh Kalimat Allah. Dia lahir dengan cara yang biasa, sama seperti kita, yaitu karena hubungan sepasang ayah dan ibu.
Lain halnya dengan Al-Masih, Al-Qur’an menyatakan beberapa kali bahwa Dia tidak dilahirkan secara normal, seperti kita. Dia dikandung oleh Perawan Maryam tanpa hubungan dengan seorang lelaki, karena Allah meniupkan Roh-Nya di dalamnya. Hal ini berarti Isa Al-Masih adalah satu-satunya di seluruh dunia yang dilahirkan dari Kalimat (Firman) Allah dan Roh Allah.
Sesungguhnya, sang Mesias, Isa, Anak Maryam, duta besar Allah, adalah Firman-Nya yang Ia limpahkan kepada Maryam; dan
“Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” (Sura 4:171).
“Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami.” (Sura 21:91).
“Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami.” (Sura 66:12).
Al-Masih bukanlah manusia biasa, tetapi Roh Tuhan yang berinkarnasi ke dalam tubuh manusia. Jadi, Dia dilahirkan dari Roh Allah dan perawan Maryam. Sebaliknya, Muhammad dilahirkan dari hubungan sepasang ayah dan ibu, sama seperti manusia lainnya. Dia tidak dilahirkan dari Roh Allah.

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR