Wednesday, June 12, 2013

(NABI) MUHAMAD BERMUJIZAT ??_untuk direnungkan kembali


Dahulu saya begitu geram ketika mendengar ledekan umat lain bahwa nabi kebanggaan saya disebut tidak memiliki mujizat sama sekali. Namun memang diketika itu bagi kami kalangan muslim, terdapat begitu banyak simpang siur tentang isu mujizat nabi besar Muhammad. Dan inilah salah satu alasan saya menjadi murtad karena ternyata isu ini bahkan belum terjawab sampai hari ini, yaitu ketika kepada kami ditanyakan, “Manakah yang harus kami imani ; nabi besar Muhammad membuat mujizat adikodrati ataukah tak ada mujizat yang diperbuatnya?”.
Memang tidak ada keraguan bahwa nabi-nabi semisal Musa, Elia, Elisa, hingga kepada Almasih Isa, semuanya mampu bermujizat dan bernubuat secara terang benderang didepan publik. Hanya mujizat Muhammad sajalah yang tidak jelas, membingungkan, dan masih mesti dicari-cari pembenarannya dan bahkan diperbantahkan. Para sarjana muslim dengan merujuk ketat kepada Quran dan Hadist begitu jelas menegaskan bahwa Muhammad memang tidak memiliki kuasa untuk melakukan mujizat ilahi, namun demikian tetap saja banyak ulama yang menyatakan sebaliknya, seperti yang dijelaskan bahkan didemonstrasikan dalam pelbagai Hadist shahih. Padahal Alloh berfirman, “Tidaklah Kami meninggalkan sesuatupun dalam Al-Quran” (6:38)
Berikut ini sejumlah ayat yang telah begitu jelas menafikan mujizat Muhammad:

Dan orang-orang kafir Mekah berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat- mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.” (29:50).

Orang-orang yang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk”. (13:7).

“katakanlah: “Sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah, sebab itu tunggu(sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu” (10:20).
“Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga . .. kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.” (17:90-92).
[khusus untuk ayat diatas memperlihatkan betapa Muhamad pernah sesumbar mengutuki orang-orang kafir Mekah dengan mengatas-namakan Allah(dan para malaikat) untuk menimpakan langit berkeping-keping kepada mereka, namun pelaknatannya justru tidak terwujud. Karena laknat Muhamad tidak terjadi maka merekapun menolak percaya kepadanya].

“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu”. (17:59).
Ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa Alloh tidak akan lagi memberikan tanda lewat nabi-Nya agar tidak didustakan seperti yang sudah-sudah : Alloh menetapkan bahwa orang-orang telah mendustakan tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti yang diberikan kepada rasul-rasul-Nya yang dahulu akan dimusnahkan.

Orang-orang Quraisy meminta kepada Muhammad supaya diturunkan pula kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Alloh itu, tetapi Alloh tidak akan menurunkannya kepada mereka, karena kalau tanda-tanda kekuasaan Alloh itu diturunkan juga, pasti mereka akan mendustakannya, dan tentulah mereka akan dibinasakan pula seperti umat-umat yang dahulu, sedangkan Alloh tidak hendak membinasakan kaum Quraisy.

Diseluruh Quran, tidak satupun ditampakkan kapan dan bagaimana Muhammad itu telah membuat suatu mukjizat terbuka. Yang ada adalah interpretasi ulama Islam(dan Muhammad pribadi) yang mencari-cari kutu-busuk untuk “menghadiahkan” mujizat yang melayakkan dirinya sebagai seorang nabi terbesar! Misalnya dikatakan bahwa perjalanan Isra’ dan Mi’raj adalah mukjizat Muhammad yang bahkan lebih besar dari membangkitkan orang mati, dsb.
Secara tegas dapat dinyatakan disini bahwa mujizat-nabi itu bukanlah sebuah sihir atau sulap tanpa tujuan, melainkan berujud supranatural yang nyata, yang ditampakkan terang benderang kepada umat manusia sebagai saksi mata, lewat kuasa adikodrati nabi dalam memuliakan Tuhan, agar penyaksinya bisa percaya atas otoritas dan otentisitas firman Tuhan yang dibawakannya. Dengan demikian, orang-orang yang menolak untuk percaya, akan harus mempertanggung jawabkan dirinya kelak kepada Otoritas Tertinggi itu. Sehingga mereka tidak perlu dikutuki dengan menimpakan keping-keping langit ataupun dibunuh karena itu. Tuhan akan memperhitungkannya sendiri kelak.

Makin besar dan dahsyat sebuah mukjizat seperti yang diklaim ulama macem Isra’- Mi’raj, maka makin terang benderanglah seharusnya ia ditampakkan kepada umat. Tetapi, siapakah yang telah menyaksikan perjalanan Isra’-Mi’raj? Apakah itu sesuatu yang nyata atau hanya ilusi/mimpi belaka? Kenapa event monumental yang dianggap “maha akbar” ini tidak ada saksinya serta penjelasannya dalam Quran kecuali satu-satunya Surat Al-Israa’ ayat 1 saja, yang bahkan mengosongkan sama sekali event mi’raj yang jauh lebih penting ketimbang Isra’? Bahkan nama “buraq”-pun dijauhkan Quran untuk disebutkan?
Detail dari kisah ini memuat begitu banyak kesalahan dan pertentangannya, yaitu 1)melawan sejarah(di Yerusalem pada masa itu mesjid Al-Aqsa belum ada), 2)melawan kronologi waktu (Muhamad ke Al-Aqsa untuk shalat Isya, padahal perintah salat 5 waktu justru belum ada!!), 3)melawan hikmat Allah (baik Alloh maupun Muhammad kalah otak dengan Musa yang menyuruh Muhamad minta ketetapan Alloh agar dibatalkan dan diubah berkali-kali), dll.

Kita semua hanya akan bertambah hina dan bodoh bila kita masih bersikukuh mencoba membela dongeng Isra’-Mi’raj Muhammad ini sebagai mujizat dirinya yang terdahsyat!! Tetapi apa mau dikata?

Nampaknya muslim banyak yang tersihir dengan obsesi Muhammad  sehingga beliau harus ditampilkan di tanah Arab tidak boleh kalah kelas dengan apa yang Almasih Isa pernah lakukan ditanah Israel. Muslim tetap menobatkan beliau sebagai jagonya sebagai pembuat mujizat berdasarkan kisah-kisah legenda dipelbagai hadist sahih. Lantas, dimanakah posisi keimanan muslim? Percaya kepada wahyu langsung Allah, atau legenda yang diturunkan secara berantai dari sejumlah para sahabat nabi sesudah seratusan tahun kematian Nabi?

Beberapa mujizat Muhammad yang dikukuhkan dan dibanggakan Muslim:

Aku melihat Rasul Allah ketika salat ‘Ashar tiba dan orang-orang mencari air untuk wudhu tapi mereka tidak menemukannya. Tak lama kemudian sebuah pot yang penuh air untuk wudhu dibawa kepada Rasul Allah. Dia meletakkan tangannya ke dalam pot dan memerintahkan orang-orang untuk wudhu dari pot itu. Aku melihat air memancar dari bawah jari-jarinya sampai semuanya melakukan wudhu. (Sahih Bukhari Vol.1, Buku 4, No. 170)
Sahih Bukhari Vol. 7, Book 65, No. 293 meriwayatkan Muhammad memberkati makanan yang (tadinya) tidak cukup untuk empat atau lima orang, sehingga makanan itu jadi cukup untuk memberi makan seluruh tentara.
[Muslim percaya? Maka tentulah Muhammad sesudah hijrah  tidak usah menjarah/ merampok karavan kafilah untuk menghidupi para pengikutnya yang harus diberi makan. Dan tidak usah menjarah sambil “menghalalkan” barang rampasan (8:69, 48:20, dll).
Bahkan Muhammad tidak segan melibatkan diri dalam akal-akalan bermukjizat, dengan membodohi para pengagumnya sbb:
“Tadi malam satu setan besar dari kawanan jin-jin datang kepadaku dan ingin mengganggu sembahyangku tetapi Allah memampukan diriku untuk menaklukannya. Aku ingin mengikatnya pada salah satu pilar-pilar masjid agar kalian semua bisa melihatnya di pagi hari, NAMUN saya teringat akan ucapan saudaraku Sulaiman (dalam Quran 38: 37-38): Tuhanku! Ampunilah aku dan berilah aku sebuah kerajaan yang tidak akan terambil oleh siapapun setelah aku…”(Sahih Bukhari Vol. 1, Book 8, No. 450).

Benarkah Muhammad diberi kuasa mengusir setan? mari perhatikan betapa absurd-nya pengakuan beliau yang terkesan menggelapkan dan memutar balikkan fakta. Diseluruh Quran, Muhammad tidak pernah tercatat sekalipun berkuasa atas setan, bahkan sebaliknya malahan dia berkali-kali kerasukan setan sehingga mengucapkan ayat-ayat yang berasal dari setan(baca Ibn Ishaq’s book “The Life of Muhammad”. Ibn Ishaq, p.164-165,  Al-Tabari VI:107-108). Muhammad tentu saja berhasil menarik ayatnya kembali dari surat An Najm, namun alasan penghapusannya malah membuat masalah, karena seolah menuduh semua nabi dan rasul lainnya juga pernah mengalaminya(surat 22:52-53).
Muhammad dikenal takut akan setan sehingga selalu meminta Alloh untuk melindunginya(Surat 113 dan 114). Sebagai kompensasi ia berkata kepada orang-orang Arab yang mau mendengarnya, “Aku ingin mengikatnya pada salah satu pilar-pilar masjid agar kalian semua bisa melihatnya di pagi hari“. Akan tetapi, benarkah ia sudah mengikat setan dimaksud, dan sudahkah setan itu diperlihatkan kepada publik secara terbuka? Ayat tersebut hanya sampai disitu tanpa terusan, kecuali diteruskan oleh Rauh, periwayat lain yang menambahkan: “Iapun (setan tersebut) dienyahkan dengan hina”.

Meskipun pernyataan-pernyataan Muhammad tampaknya luar biasa meyakinkan, tetapi jikalau ia benar-benar ditantang dan dikonfrontasikan oleh orang-orang yang tidak mudah percaya akan gertakannya, ternyata Muhammad surut juga dan harus mengakui bahwa satu-satunya mukjizat yang dimilikinya hanyalah Qur’an!

Sang Nabi berkata ,”Tiada nabi diantara para nabi yang tidak diberi mukjizat yang mengakibatkan orang-orang jadi yakin dan percaya, melainkan aku diberikan wahyu illahi yang Alloh nyatakan padaku.” (Sahih  Bukhari  Vol.9, Book 92, No.379).

Jadi, didalam hadist yang shahih sekalipun, Muhammad benar-benar telah mengakui bahwa ia benar-benar telah “di-diskriminasikan” diantara para nabi selainnya(yang disamping diberikan wahyu ilahi juga diberi kuasa mukjizat, sementara ia hanya diberi wahyu).
Harus diingat pula bahwa semua wahyu ilahi yang diberikan Tuhan, baik itu Taurat, Mazmur dan bahkan Injil sekalipun, tidak pernah dinyatakan sebagai mujizat nabi-nabi yang bersangkutan. Nabi adalah transmitter Firman, sama sekali bukan pemujizat Firman! Begitu pula dengan Muhammad dan quran-nya. Dan mujizat Ilahi tidak memerlukan pencaharian dan debat kusir pembuktian ala mencari kutu busuk, ia selalu terlihat terang benderang dimata dan dihati setiap pemirsanya!
Konsekwensi logis dari simpang siur pengakuan Muhammad ini berdampak serius dan kritis ; Apa yang harus muslim percayai? quran? hadist? Muhammad yang bermujizat? Atau tanpa mujizat? Ataukah quran itu memang bukan wahyu?

Mengingat ia berisi begitu banyak kontradiksi ; kesalahan kronologi sejarah dan sebutan, science, kronologi waktu, pola kebohongan dan lain-lain, maka hanya mata hati pribadi manusia yang memiliki kepekaanlah yang mampu melihatnya, yang kemudian lantas menjadi murtadin..!

3 comments:

  1. ketika nabi lain dianugerahi wahyu agar bisa ber-mujizat ; membelah laut, menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang mati, dan banyak hal yang berguna bagi umat, maka Muhamad dan umatnya justru mendapat "wahyu khusus" berupa ; Menjarah dan Merampok!! edan benar...

    ReplyDelete
  2. Nabi kau bermukjizat pun tapi umatnya juga pembunuhnya wkwkwkw tolol Kristen

    ReplyDelete
  3. Nabi kau bermukjizat pun tapi umatnya juga pembunuhnya wkwkwkw tolol Kristen

    ReplyDelete

SILAHKAN BERKOMENTAR YANG SOPAN, SEMUA KOMENTAR YANG TIDAK SOPAN AKAN DIHAPUS_SANG TIMUR